Memasuki abad ke-20, perempuan berpendidikan dan bekerja semakin banyak di AS. Angka kelahiran pun menurun.
Tiga negara bagian, Colorado, Utah, dan Idaho, pun telah memberikan hak suara untuk perempuan.
Partai Perempuan Nasional yang terbentuk pada 1913, kemudian pada 1916 bergerak secara lebih radikal untuk merebut hak pilih untuk perempuan. Bukannya lobi-lobi, tetapi jalur protes ke Gedung Putih, serta berdemonstrasi dan pembangkangan sipil yang mereka lakukan.
Ketika memasuki Perang Dunia I pada 1917, perempuan-perempuan dengan berbagai kapasitas yang mereka miliki berupaya menghancurkan sisa-sisa pihak yang tak setuju akan perempuan punya hak pilih.
Amandemen hak pilih perempuan disahkan parlemen AS Januari 1918, dan disetujui Senat AS Juni tahun berikutnya. Dokumennya kemudian disebar ke negara bagian untuk mendapatkan ratifikasi.
Tennessee menjadi negara bagian ke-36 di AS yang meratifikasi, membuat kelompok mereka memiliki tiga perempat mayoritas yang diperlukan amandemen itu diangkat menjadi hukum negara.
Dini hari pada 26 Agustus 1920, dokumen ratifikasi Tennessee sampai ke Washington setelah melalui perjalannya dengan kereta api.
Paginya, pada pukul 08.00, Sekretaris Negara Bainbridge Colby menandatangani deklarasi itu tanpa dokumentasi yang memadai.
Hanya saja, Ketua Asosiasi Hak Pilih Nasional Amerika saat itu, Carrie Chapman Catt diterima di Gedung Putih untuk bertemu Presiden Woodrow Wilson dan ibu negara Edith Wilson. Perempuan AS pun mendapatkan hak pilihnya dalam pemilu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.