Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bulan Perang Rusia-Ukraina, Seperti Apa Dampaknya?

Kompas.com - 24/08/2022, 19:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina genap berlangsung enam bulan pada Rabu (24/8/2022), atau bertepatan dengan peringatan 31 tahun kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet.

Dilansir dari BBC, rakyat Ukraina memperingati Hari Kemerdekaan di tengah kekhawatiran akan serangan baru dari Rusia.

Hari Kemerdekaan biasanya diramaikan dengan parade militer besar-besaran di Kyiv, tapi acara publik di ibu kota telah dilarang karena dikhawatirkan menjadi target serangan.

Sebagai gantinya, pemerintah Ukraina memajang bangkai-bank tank serta kendaraan lapis baja Rusia di jalanan Kyiv untuk menunjukkan semangat perlawanan terhadap Moskwa.

Lantas, seperti apa dampak perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama enam bulan?

Dilansir dari The New York Times, Rabu (24/8/2022) berikut dampak perang Rusia-Ukraina:

1. Korban rakyat sipil

Warga sipil Ukraina menjadi korban terbesar dari perang ini, dengan 5.587 orang dipastikan tewas, dan jumlah sebenarnya diyakini mencapai puluhan ribu.

Adapun jumlah pengungsi telah melampaui 6,6 juta.

2. Kerugian militer

Kerugian militer sangat besar di kedua belah pihak, dengan sekitar 9.000 orang Ukraina dan sebanyak 25.000 orang Rusia dikatakan tewas.

3. Pencaplokan wilayah

Ukraina telah kehilangan kendali atas 20 persen wilayahnya oleh pasukan Rusia dan proksi mereka dalam beberapa tahun terakhir.

4. Kerugian finansial

Perang telah merugikan Ukraina setidaknya 113,5 miliar dollar AS, dan diperkirakan butuh lebih dari 200 miliar dollar AS untuk memulihkan dan membangun kembali negara itu.

Negara-negara donor telah berjanji untuk memberikan total lebih dari 83 miliar dollar AS kepada Ukraina.

5. Memicu krisis pangan

Perang memberikan pukulan keras bagi produksi pertanian Ukraina dan negara-negara lain yang bergantung padanya.

Meski kapal-kapal gandum telah mulai bergerak lagi, namun krisis kelaparan dunia menjadi ancaman yang semakin nyata.

Prajurit Ukraina bersiap untuk menembak posisi Rusia dari howitzer M777 yang dipasok AS di wilayah Kharkiv, Ukraina, 14 Juli 2022. Evgeniy Maloletka Prajurit Ukraina bersiap untuk menembak posisi Rusia dari howitzer M777 yang dipasok AS di wilayah Kharkiv, Ukraina, 14 Juli 2022.

Belum ada tanda perang akan berakhir

Dilansir dari ABC News, Selasa (23/8/2022) purnawirawan Korps Marinir Amerika Serikat, Kolonel Steve Ganyard mengatakan bahwa konflik Rusia-Ukraina telah berkembang menjadi "perang statis" tanpa pemenang yang jelas.

"Pada tahap ini, kedua negara, baik Ukraina dan Rusia, tampaknya akan kalah," kata Ganyard.

"Dan sekarang pertarungan beralih menjadi siapa yang kalah lebih dulu dan siapa yang kalah terakhir," tuturnya.

Menurut Ganyard, mustahil memprediksi berapa lama perang akan berlangsung -- bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

"Ini adalah perang yang sedang berlangsung dengan sangat, sangat lambat. Tidak ada pihak yang memiliki kemampuan untuk melakukan operasi ofensif yang signifikan," kata Ganyard.

Ganyard menilai, seberapa lama pertempuran berlanjut sampai satu pihak "kalah terlebih dahulu" kemungkinan akan tergantung pada beberapa faktor.

Faktor penentu Rusia

Ganyard mengatakan, faktor penentu bagi Rusia adalah mengerahkan pasukan di lapangan untuk mempertahankan wilayah yang telah mereka rebut.

Namun hal ini menjadi satu persoalan, karena merekrut personel merupakan tantangan yang tidak mudah.

Militer Rusia belum memberikan pembaruan resmi tentang korban sejak akhir Maret 2022, ketika dilaporkan sekitar 1.350 prajurit tewas.

Namun, seorang pejabat Departemen Pertahanan AS memperkirakan awal bulan ini bahwa setidaknya 70.000 prajurit Rusia telah tewas atau terluka sejak dimulainya perang.

Ganyard mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki "tugas yang sangat sulit" untuk merekrut personel militer yang memenuhi syarat untuk berperang di Ukraina.

"Rusia pada dasarnya merekrut orang-orang dari penjara pada saat ini. Mereka belum memobilisasi seluruh negara," kata dia.

Faktor penentu Ukraina

Untuk Ukraina, dukungan berkelanjutan dari Barat akan menjadi kunci, kata Ganyard, termasuk pasokan senjata presisi seperti Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi jarak jauh, atau HIMAR, yang digunakan pasukan Ukraina untuk melumpuhkan Rusia di daerah belakang.

“Kemampuan Ukraina untuk menargetkan lokasi yang sangat tepat – pos komando, depot pasokan – ini memungkinkan Ukraina untuk mulai menyerang dan melemahkan Rusia di daerah belakang mereka, mengambil persediaan yang mereka gunakan untuk melancarkan perang," kata Ganyard.

Menurut Ganyard, perkembangan ini "belum pernah terjadi sebelumnya".

"Hingga titik ini, perang ini pada dasarnya merupakan perang yang sangat lambat -- artileri melawan artileri," ujar Ganyard.

"Tapi sekarang Ukraina memiliki kemampuan jarak jauh di mana mereka dapat mencapai koordinat yang sangat tepat, itu memberi mereka keuntungan ofensif," tuturnya.

Namun, ada risiko bagi Ukraina bahwa dukungan Barat dapat berkurang karena dampak perang, seperti dari pasokan energi di Eropa, yang dirasakan dalam beberapa bulan ke depan.

Ketahanan ekonomi jadi kunci

Selain dua faktor tersebut, Ganyard mengatakan bahwa ketahanan ekonomi Rusia dan Ukraina selama perang terus berlanjut adalah faktor kunci bagi kedua negara.

"Seperti yang kita lihat kedua ekonomi terkontraksi, seperti halnya militer kedua belah pihak terus berjatuhan, itu akan menjadi pertanyaan siapa yang bisa bertahan dan siapa yang bisa kalah terakhir," kata Ganyard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com