Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mother's Cross, Upaya Rasis Hitler Memperbanyak Bayi-bayi Bangsa Arya

Kompas.com - 12/08/2022, 14:14 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasrat Adofl Hitler dan Partai Nazi Jerman untuk mengagungkan ras Arya sedemikian besar dengan melakukan pencarian sumber ras, memperbanyak anggota ras itu, hingga rekan jejak adanya upaya pembinasaan ras lain.

Dilansir dari History.com, pencarian sumber darah murni Arya dilakukan Nazi hingga ke Tibet. Sementara, genosida dilakukan melalui holocaust dengan sasaran kelompok semit seperti Yahudi dan etnis Gipsi.

Pandangan rasis Nazi yang merendahkan juga ditujukan kepada bangsa India yang mereka anggap sebagai ras Arya yang telah tercampur darah ras lain.

Mereka menyusun hierarki ras di muka bumi, dan meyakini Arya paling unggul dengan diletakkan di bagian paling atas bagan tersebut. Ras Arya yang masih murni dianggap berada di Jerman dan wilayah Nordic.

Dengan demikian, gagasan untuk memperbanyak keturunan Arya di Jerman muncul dengan mendorong perempuan-perempuan memiliki banyak anak.

Kemudian, ibu pemilik banyak anak akan diganjar dengan piagam salib bergambar swastika logo Nazi, yang disebut Mother's Cross. Kebijakan ini mulai diterapkan pada 12 Agustus 1938 atau 84 tahun yang lalu.

Tanggal 12 Agustus juga menjadi hari kelahiran ibu Hitler yang bernama Klara. Hal itu juga menjadi simbol penghormatan kepadanya.

Sebelumnya, Liga Gadis Jerman dengan cabang Faith and Beauty beranggotakan perempuan berusia 18 tahun telah menerima pelatihan menjadi ibu ideal.

Perempuan-perempuan didorong untuk hanya fokus pada pengurusan anak, aktivitas di dapur, dan peribadatan di gereja.

Arya bukan nama ras unggul

Dilansir dari situs US Holocaust Memorial, ushmm.org, Nazi menggunakan istilah ras Arya yang dianggap sebagai warga Jerman sesungguhnya. Adapun yang non Arya bukan dianggap sebagai rakyatnya.

Pada awal abad ke-20, para sarjana Eropa mengklasifikasi Arya sebagai kelompok orang yang menggunakan bahasa bahasa Eropa, serta bahasa Sansekerta dan Persia (Farsi).

Demikian juga berdasarkan penggunaan bahasa Arab, Ibrani, dan bahasa lain terkait, mereka menyebutnya kelompok Semit yang berisi orang-orang Arab dan Yahudi.

Sehingga bisa disimpulkan, istilah Arya, Semit, dan non-Arya merujuk pada bahasa yang digunakan orang-orang itu pada kehidupan sehari-hari, dan bukan dari penelusuran nenek moyang.

Namun sengaja atau tidak, kemudian Nazi menyiarkan konsep yang keliru bahwa Arya adalah ras manusia unggul di bumi, dan menerapkan kebijakan anti-Semit.

Arya yang sebelumnya dikenal sebagai kelompok orang-orang dengan strata sosial tinggi dengan berbagai kebudayaannya, menjelma menjadi pemahaman sesat yang mengantar Hitler sebagai salah satu penjahat terbesar sepanjang masa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

Hoaks atau Fakta
Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com