Contoh lain kasus semacam ini adalah kasus 2016 di Siberia ketika bangkai rusa berusia puluhan tahun, mati karena antraks, ditemukan saat lapisan es mencair karena pemanasan. Seorang anak menyentuhnya, terkena antraks, dan penyakit itu mulai mewabah.
Mora awalnya ingin mencari kasus medis untuk melihat bagaimana Covid-19 bersinggungan dengan bahaya iklim. Dia menemukan kasus-kasus di mana cuaca ekstrem memperburuk dan mengurangi peluang Covid-19.
Dalam beberapa kasus, panas yang ekstrem di pemukiman miskin membuat orang berkumpul untuk mendinginkan diri dan terkena penyakit, tetapi dalam situasi lain, hujan lebat mengurangi penyebaran Covid-19 karena orang-orang tinggal di rumah.
Pakar iklim dan kesehatan masyarakat University of Washington, Kristie Ebi, memberikan catatan tentang pengambilan kesimpulan dan beberapa metode dalam penelitian ini.
Menurut Ebi, telah lama diketahui bahwa pembakaran batu bara, minyak dan gas alam telah menyebabkan cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens, dan penelitian telah menunjukkan bahwa pola cuaca terkait dengan banyak masalah kesehatan.
"Namun, korelasi bukanlah sebab-akibat," kata Ebi.
"Para penulis studi itu tidak membahas sejauh mana bahaya iklim yang ditinjau berubah selama periode waktu penelitian dan sejauh mana setiap perubahan dikaitkan dengan perubahan iklim," tuturnya.
Meski demikian, Dr Aaron Bernstein, direktur sementara Pusat Iklim, Kesehatan, dan Lingkungan Global di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, Emory's del Rio dan tiga pakar luar lainnya mengatakan bahwa penelitian ini merupakan peringatan yang baik tentang iklim dan kesehatan untuk saat ini dan masa depan.
Terutama, menurut Bernstein, saat pemanasan global dan hilangnya habitat mendorong hewan dan penyakit mereka lebih dekat ke manusia.
"Studi ini menggarisbawahi bagaimana perubahan iklim dapat mendorong penyebaran penyakit menular yang tidak diinginkan," kata Bernstein.
"Tapi tentu saja itu hanya melaporkan apa yang sudah kita ketahui dan apa yang belum diketahui tentang patogen mungkin lebih menarik tentang bagaimana mencegah perubahan iklim lebih lanjut dapat mencegah bencana di masa depan seperti Covid-19," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.