Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Michael Collins, Astronot di Misi Apollo 11 yang Terlupakan...

Kompas.com - 22/07/2022, 17:21 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang menjuluki Michael Collins sebagai astronot yang terlupakan. Sebab, namanya tidak sepopuler dua rekannya, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, yang bersama-sama terlibat dalam misi Apollo 11 pada 1969.

Collins menjadi aktor di belakang layar dalam misi Apollo 11. Ia berada di modul perintah saat Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menjadi manusia pertama yang berjalan di bulan.

Ketertarikan Collins untuk menjadi astronot muncul setelah ia menonton penerbangan Mercury-Atlas 6, John Glenn.

Karier astronotnya dimulai saat ia memasuki Sekolah Pilot Penelitian Aerospace USAF ketika Angkatan Udara mulai meneliti ruang angkasa.

Baca juga: Perjalanan Neil Armstrong, Manusia Pertama yang Menjejakkan Kaki di Bulan

Di belakang layar Apollo 11

Dilansir dari History, Michael Collins melakukan penerbangan luar angkasa pertamanya pada 18 Juli 1966 dalam sebuah misi Gemini 10.

Kemudian, pada 20 Juli 1969 ia kembali melakukan penerbangan luar angkasa keduanya dalam misi Apollo 11.

Misi Apollo 11 sendiri berhasil membuat takjub dunia, karena menjadi pendaratan pesawat berawak pertama yang sampai ke bulan. Dalam misi tersebut ia ditemani oleh Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.

Ketika misi itu berlangsung, Collins tetap berada di modul komando sementara rekan-rekannya berjalan di bulan.

Dia terus mengitari bulan hingga 21 Juli, ketika Armstrong dan Aldrin bergabung kembali dengannya.

Baca juga: Kisah Unik Buzz Aldrin: Berjalan di Bulan, Rekor Spacewalk, Selfie Pertama di Luar Angkasa

Setelah meninggalkan orbit bulan, Collins dan dua rekannya itu mendarat di Samudra Pasifik pada 24 Juli. Ketiganya pun dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh Richard Nixon.

Namun, Aldrin dan Armstrong akhirnya menerima sebagian besar pujian publik untuk peristiwa bersejarah itu, meskipun Collins juga ikut dalam penerbangan.

Apollo 11 adalah misi luar angkasa terakhirnya, hingga kemudian Michael Collins meninggalkan NASA pada Januari 1970.

Kemudian pada 1971, dia bergabung dengan staf administrasi Smithsonian Institution, di Washington, DC.

Pada 1980, ia memasuki sektor swasta, bekerja sebagai konsultan kedirgantaraan.

Baca juga: Dianggap Hoaks, Ini Penjelasan Bendera AS Seolah Berkibar di Bulan...

Bapak tiga anak ini pun meninggal pada 2021 di usianya yang ke-90 tahun.

Setelah kematian Collins, dalam sebuah kesempatan Administrator NASA Steve Jurczyk
mengatakan bahwa Amerika Serikat telah kehilangan seorang pelopor sejati.

"NASA berduka atas kehilangan pilot dan astronot yang berprestasi ini, seorang teman dari semua orang yang berusaha untuk mendorong potensi manusia," kata Jurczyk.

"Apakah karyanya berada di belakang layar atau terlihat sepenuhnya, ia akan selalu menjadi salah satu pemimpin yang mengambil langkah pertama Amerika ke alam semesta. Dan semangatnya akan menyertai kita saat kita menjelajah ke cakrawala yang lebih jauh."

Dilansir dari Britannica, sebelum meninggal,  Collins menulis empat buku, termasuk kisah misi Apollo 11, Carrying the Fire (1974), dan sejarah program luar angkasa Amerika, Liftoff (1988).

Memulai karier dari militer

Michael Collins lahir di Italia, pada 31 Oktober 1930, ayahnya, James Lawton Collins merupakan Mayor Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat.

Setelah beranjak dewasa Collins memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya di angkatan bersenjata.

Pada 1952, Collins lulus dari West Point dengan gelar BS. Dia bergabung dengan Angkatan Udara pada tahun yang sama, dan menyelesaikan pelatihan penerbangan di Columbus, Mississippi

Kinerjanya yang bagus membuatnya mendapatkan posisi di tim pelatihan tempur lanjutan di Pangkalan Angkatan Udara Nellis dan menerbangkan F-86 Sabres.

Ia juga mendapat penugasan ke Sayap Pembom Tempur ke-21 di Pangkalan Angkatan Udara George dan belajar cara mengirimkan senjata nuklir.

Collins pernah menjabat sebagai petugas uji terbang eksperimental di Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California, menguji jet tempur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksinasi Covid-19 Empat Kali Runtuhkan Sistem Kekebalan

[HOAKS] Vaksinasi Covid-19 Empat Kali Runtuhkan Sistem Kekebalan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Guinea Takut Suporter Indonesia, Playoff Olimpiade Paris Digelar Tertutup

[HOAKS] Pelatih Guinea Takut Suporter Indonesia, Playoff Olimpiade Paris Digelar Tertutup

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

[HOAKS] Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas U23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas U23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

Hoaks atau Fakta
Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com