Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Sebaliknya vaksin dirancang untuk merangsang antibodi agar belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan sebelumnya.
"Antibodi pada manusia yang mendapat vaksin itu menjadi lebih pintar atau memiliki imunitas terhadap suatu penyakit. Sesuai dengan antigen yang diberikan," ujar Dicky.
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi terkait dengan vaksin Covid-19.
Kompas.com, Rabu (29/6/2022), pernah menelusuri tentang kalim vaksin cacar penyebab AIDS.
Pada sebaran yang beredar, terdapat tangkapan layar penggalan surat kabar British The Times.
Penggalan surat kabar itu menyebut bahwa WHO telah menyuntikkan 50 juta dosis vaksin kepada orang Afrika pada 11 Mei 1987.
Narasi selanjutnya, pemberian vaksin cacar itu diduga menyebabkan gelombang infeksi AIDS.
Memang benar bahwa ada penggalan surat kabar yang memberitakan mengenai AIDS dan vaksin cacar. Kliping pemberitaan media terkait HIV/AIDS diarsipkan oleh lembaga arsip HIV nasional Irlandia pada 11-15 Mei 1987.
Pemberitaan itu terbit ketika pengetahuan tentang HIV/AIDS, masih terbatas, sehingga beredar berbagai spekulasi tentang penyakit tersebut.
Salah satu spekulasinya yakni mengaitkan penyebaran HIV di Afrika tengah dengan fakta bahwa wilayah tersebut memiliki program imunisasi paling intens.
Kendati demikian, dijelaskan bahwa tidak terbukti bahwa vaksin cacar mengakibatkan AIDS.
Sebagai informasi, kasus AIDS pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada 1981.
Penggalan surat kabar The Times dikutip ulang pada 2022, tanpa memuat konteks yang jelas.
Narasi yang mengeklaim vaksin Covid-19 meningkatkan HIV dan vaksin cacar memicu AIDS, merupakan narasi menyesatkan.
Tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 maupun vaksin cacar menyebabkan HIV/AIDS.
HIV yang mengakibatkan AIDS ditularkan melalui darah, air mani atau cairan vagina saat berhubungan seksual, dan air susu ibu yang terinfeksi.
Sementara, tidak ada kandungan vaksin yang dapat memicu HIV/AIDS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.