Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa vaksin Covid-19 meningkatkan human immunodeficiency virus (HIV), sedangkan vaksin cacar memicu acquired immune deficiency syndrome (AIDS).
Narasi semacam itu merupakan disinformasi berulang.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Informasi yang mengeklaim vaksin Covid-19 meningkatkan HIV dan vaksin cacar memicu AIDS, disebarkan oleh akun Facebook ini dan akun Twitter ini.
Pengunggah menyertakan tangkapan layar pemberitaan beberapa media, seperti The Times dan New York Post mengenai penyakit cacar dan kaitannya dengan AIDS.
Berikut narasinya:
Beberapa vaksin COVID-19 dapat meningkatkan risiko HIV, para peneliti memperingatkan.
Vaksin cacar " memicu virus AIDS
Bukan hoax semata
Narasi keliru yang mengaitkan vaksin dengan HIV/AIDS, pernah ditelusuri oleh Kompas.com sebelumnya.
Sebagai informasi, AIDS merupakan kondisi di mana rusaknya kekebalan tubuh akibat terjangkit virus HIV. AIDS terjadi ketika seseorang sudah mengalami tahap infeksi HIV yang parah.
Lantas, apakah HIV/AIDS ada kaitannya dengan vaksin?
Satu istilah yang sering digunakan para penebar teori konspirasi untuk mengaitkan vaksin dan AIDS, yakni VAIDS.
Hal itu pernah dibantah sebelumnya oleh Epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman.
"Tidak ada vaksin yang menekan atau membuat timbulkan AIDS, atau membuat defisiensi pada imunitas. Bahkan tidak ada satu pun," kata Dicky dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
Dia menjelaskan, HIV yang mengakibatkan AIDS ditularkan melalui darah, air mani atau cairan vagina saat berhubungan seksual, dan air susu ibu yang terinfeksi.
Sementara, tidak ada kandungan dalam vaksin Covid-19 yang dapat menyebabkan AIDS.
Sebaliknya vaksin dirancang untuk merangsang antibodi agar belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan sebelumnya.
"Antibodi pada manusia yang mendapat vaksin itu menjadi lebih pintar atau memiliki imunitas terhadap suatu penyakit. Sesuai dengan antigen yang diberikan," ujar Dicky.
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi terkait dengan vaksin Covid-19.
Kompas.com, Rabu (29/6/2022), pernah menelusuri tentang kalim vaksin cacar penyebab AIDS.
Pada sebaran yang beredar, terdapat tangkapan layar penggalan surat kabar British The Times.
Penggalan surat kabar itu menyebut bahwa WHO telah menyuntikkan 50 juta dosis vaksin kepada orang Afrika pada 11 Mei 1987.
Narasi selanjutnya, pemberian vaksin cacar itu diduga menyebabkan gelombang infeksi AIDS.
Memang benar bahwa ada penggalan surat kabar yang memberitakan mengenai AIDS dan vaksin cacar. Kliping pemberitaan media terkait HIV/AIDS diarsipkan oleh lembaga arsip HIV nasional Irlandia pada 11-15 Mei 1987.
Pemberitaan itu terbit ketika pengetahuan tentang HIV/AIDS, masih terbatas, sehingga beredar berbagai spekulasi tentang penyakit tersebut.
Salah satu spekulasinya yakni mengaitkan penyebaran HIV di Afrika tengah dengan fakta bahwa wilayah tersebut memiliki program imunisasi paling intens.
Kendati demikian, dijelaskan bahwa tidak terbukti bahwa vaksin cacar mengakibatkan AIDS.
Sebagai informasi, kasus AIDS pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada 1981.
Penggalan surat kabar The Times dikutip ulang pada 2022, tanpa memuat konteks yang jelas.
Narasi yang mengeklaim vaksin Covid-19 meningkatkan HIV dan vaksin cacar memicu AIDS, merupakan narasi menyesatkan.
Tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 maupun vaksin cacar menyebabkan HIV/AIDS.
HIV yang mengakibatkan AIDS ditularkan melalui darah, air mani atau cairan vagina saat berhubungan seksual, dan air susu ibu yang terinfeksi.
Sementara, tidak ada kandungan vaksin yang dapat memicu HIV/AIDS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.