Soekarno atau Bung Karno menjelaskan pertemanannya dengan Kennedy yang dia anggap sebagai ekonom pintar dan pandai bergaul itu. Pengakuan ini disampaikan Bung Karno kepada Cindy Adams, yang menulis biografinya, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Saat menerima kunjungan Soekarno, Kennedy dengan antusias membicarakan cita-cita politik dan mengutip petikan-petikan pidato Sang Proklamator itu.
Saat itu, Soekarno juga menyinggung sebuah majalah AS yang menempatkan gambarnya bersama seorang perempuan setengah telanjang di halaman sampul.
Kennedy menanggapinya dengan menceritakan pengalaman buruknya sendiri menghadapi kabar yang memojokkannya. Namun, menurut dia, kebebasan pers merupakan warisan AS yang berhaga.
"Sekalipun Presiden Kennedy dan aku telah mengadakan pertemuan pendapat, persetujuan dalam lingkungan kecil ini tidak pernah tersebar dalam pers Amerika Serikat. Masih saja, hari demi hari, mereka menggambarkanku sebagai pengejar cinta. Ya, ya, ya, aku mencintai wanita. Ya, itu aku akui. Akan tetapi aku bukanlah seorang anak plesiran sebagaimana mereka tuduhkan padaku," kata Bung Karno.
Bahkan Soekarno berusaha mengundang Kennedy ke Tanah Air untuk sebuah agenda di tahun 1964. Namun belum sampai hari pertemuan tersebut, Kennedy tewas.
Belum genap tiga tahun Kennedy menjabat, ia ditembak hingga meninggal dunia dalam sebuah perjalanan iring-iringan mobil terbuka bersama istrinya di Dallas, Texas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.