Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Angka Covid-19 Naik karena Disengaja Jelang Idul Adha

Kompas.com - 27/06/2022, 15:02 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial beredar berbagai unggahan dengan narasi angka konfirmasi Covid-19 di Indonesia yang naik, disebabkan karena ada pihak yang sengaja melakukannya mendekati hari raya Idul Adha.

Sejumlah akun menyebarkan isu bahwa pemerintah sengaja menaikkan angka Covid-19 setiap mendekati hari raya umat Islam.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, narasi tersebut merupakan informasi tidak benar atau hoaks.

Narasi yang Beredar

Berbagai unggahan yang menyatakan angka konfirmasi Covid-19 naik karena mendekati Idul Adha dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

Salah satu akun mengunggah berita kasus Covid-19 yang naik pada Juni ini sambil menuliskan keterangan sebagai berikut:

Bentar lagi Idul Adha ya pantesan udah mulai ada berita kek gini nih.
Si coved naik lagi gais, tandanya udah dekat moment umat Islam, rajin jualan test coved lagi

Dan satu lagi...

Ini tandanya bakal ada packsin ke empat.
Asik kagak sih zaman now zaman penguasa otoriter?!

Unggahan hoaks yang menyebarkan isu bahwa kenaikan kasus Covid-19 disebabkan karena mendekati Idul AdhaTangkap layar dari Facebook.com Unggahan hoaks yang menyebarkan isu bahwa kenaikan kasus Covid-19 disebabkan karena mendekati Idul Adha

Penelusuran Kompas.com

Dalam laporan yang sudah ditulis Kompas.com sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, potensi penyebab kenaikan angka konfirmasi di Indonesia tiga bulan terakhir karena beberapa faktor, antara lain :

Pertama, mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan jika dibandikan sepanjang 2021. Melandainya kasus berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.

Kedua, aktivitas-aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang.

Ketiga, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat seiring dengan melandainya kasus.

"Ini dapat kita lihat di tempat-tempat umum dan lingkungan pemukiman bahwa penggunaan masker sudah mulai longgar dan tidak sedisiplin saat mengalami kenaikan kasus lalu," ujar Wiku, dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/6/2022).

Di samping itu, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini juga tidak terlepas dari munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menuturkan kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara salah satunya disebabkan oleh subvariant tersebut.

"Jadi kita confirm bahwa kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru dan ini juga yang terjadi sama di negara-negara di luar Indonesia yang mgkin hari raya keagamaannya berbeda-beda dengan kita. Jadi tiap kali ada varian baru itu (kasus) naik," kata Budi, dilansir dari Kompas.com, Senin (13/6/2022)

Pada pertengahan bulan Juni, di Indonesia ditemukan delapan kasus subvarian baru itu. Dari jumlah itu, tiga di antaranya merupakan kasus impor yang masing-masing berasal dari Mauritius, Amerika, dan Brazil.

Ketiga warga negara itu terdeteksi subvarian BA.4 dan BA.5 saat menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, 23-28 Mei 2022.

Kemudian, lima kasus lainnya merupakan transmisi lokal, 4 terdeteksi di Jakarta, dan satu lainnya di Bali.

Budi mengatakan, meski subvarian BA.4 dan BA.5 menyebabkan angka konfirmasi naik namun tidak menimbulkan tingkat hunian rumah sakit tinggi. Selain itu juga tidak menimbulkan angka kematian yang tinggi seperti subvarian Omicron sebelumnya.

Menurut Budi, berdasarkan hasil pengamatan, puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak varian Delta dan Omicron. Pasien BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron.

Sedangkan kasus kematian subvarian BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari kasus kematian dua varian virus corona terdahulu itu.

"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," ujar Budi.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan pada 26 Juni 2022 kasus aktif Covid-19 di Indonesia yakni 14.516 kasus. Dengan tambahan ini, maka akumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.080.451 kasus.

Kesimpulan

Narasi  tentang kenaikan angka konfirmasi Covid-19 disebabkan karena Idul Adha tidak benar atau hoaks.

Tren kasus Covid-19 yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan, kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang, dan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar.

Di samping itu lonjakan kasus juga disebabkan oleh munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Penyebaran subvarian ini cukup cepat, meskipun lebih minim risiko kematian dibandingakan subvarian sebelumnya.

Hoaks yang disebarkan ini berpotensi membahayakan masyarakat. Sebab, kabar keliru ini tidak hanya menyebabkan masyarakat lalai akan potensi penyebaran Covid-19 tetapi juga terhasut kebencian dengan ancaman memecah belah masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

Hoaks atau Fakta
Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com