Tidak hanya hutan, rute perjalanan wisata itu melewati 7 air terjun dan menyeberangi sejumlah sungai. Masyarakat lokal yakin jalur Caminho de Peabiru pasti melibatkan sungai-sungai itu.
"Tepi sungai hampir pasti menjadi bagian dari Caminho de Peabiru," kata pemandu wisata, Arleto Rocha pada wartawan BBC, yang dikutip Kompas.com, Selasa (14/6/2022).
Sayangnya jalur penting dalam sejarah Amerika Latin ini tak lagi utuh saat mulai ditelusuri peneliti sekitar tahun 1970. Di antaranya, telah rusak karena faktor alam, atau dengan pembangunan yang mengurangi identitas Caminho de Peabiru.
Padahal, jalan itu menjadi saksi utama bagaimana penjajah silih berganti melewatinya, untuk menguasai dan merampas kekayaan alam dan penduduk asli, termasuk Guarani dan Inca.
Beruntung jalu itu tidak kehilangan keturunan suku Guarani yang sampai saat ini hidup di beberapa negara, seperti di Brasil, Argentina, Paraguay, dan Bolivia.
Baca juga: Mitos-Mitos Menyesatkan tentang Albinisme atau Albino
Di sisi lain, meskipun peradabannya telah hilang, keturunan suku Inca juga hidup dan berkembang di sekitar Pegunungan Andes, Peru.
Kurangnya bukti-bukti itu membuat beberapa ilmuwan sejarah memiliki pendapat yang berbeda-beda terkait kondisi di masa lalu.
Namun, secara umum mereka telah menyepakati garis rute tersebut yang melewati 5 negara di Amerika Latin.
Mulai dari timur di Brasil terdapat tiga titik pesisir timur yang terhubung dengan Caminho de Peabiru, yakni di negara bagian Sao Paulo, Parana dan Santa Catarina.
Dari sana jalur menuju ke barat melewati perbatasan negara, masuk Paraguay. Perjalanan lanjut ke Kota Potosi di Bolivia yang kaya akan perak, lalu ke Danau Titicaca.