KOMPAS.com - Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril telah ditemukan di Bendungan Engehalde di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, Rabu (8/6/2022), pukul 6.50 waktu setempat.
Putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu ditemukan dalam keadaan yang masih bagus di dasar sungai, setelah 14 hari hilang dan dalam masa pencarian.
Dilansir dari akun Twitter Ridwan Kamil, jenazah putra sulungnya itu telah dia mandikan dan azankan. Selanjutnya, akan dibawa pulang ke Tanah Air.
Ridwan Kamil pun memberikan penjelasan ilmiah kenapa jenazah Eril tetap utuh setelah 14 hari hilang.
"Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat jasadnya terjaga setengah membeku, sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari," kata Ridwan Kamil lewat akun Twitter-nya, Jumat.
Alhamdulillah
— Ridwan Kamil (@ridwankamil) June 10, 2022
Di Rumah Sakit Bern,Sesaat setelah
memandikan jenazah Eril.
Penjelasan ilmiah kenapa jasadnya utuh:
Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat
jasadnya terjaga setengah membeku
sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari. pic.twitter.com/eXW9FMa8sj
Baca juga: Kondisi Jenazah Eril Saat Ditemukan di Bendungan Engehalde Swiss
Sungai Aare menjadi tempat Eril tenggelam pada Kamis (26/5/2022), hingga kemudian tutup usia. Berbagai faktor alam kemudian menjaga jenazah itu tetap utuh di dasar Sungai Aare.
Bagaimana Sungai Aare menjaga jenazah Eril?
Kepala Departeman Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ade Firmansyah menjelaskan, ada beberapa faktor yang dimiliki Sungai Aare yang bisa memperlambat proses pembusukan jenazah.
Mula-mula, dia menjelaskan semua jenazah akan membusuk dengan sebab utama aktivitas bakteri dan penguraian sel-sel mati dalam tubuh.
Kedua faktor itu bisa semakin cepat atau diperlambat oleh beberapa hal, salah satunya tempat penyimpanan jenazah.
Baca juga: Mengenal Bendungan Engehalde, Lokasi Penemuan Jenazah Eril
Jenazah di ruang terbuka akan mulai busuk dalam sehari, ditandai perut kiri bawah yang berubah warna menjadi hijau.
Sementara jenazah di dalam air, pembusukannya akan dua kali lebih lambat daripada di ruang terbuka. Atau bisa bertahan selama 2 kali 24 jam.
"Plus suhunya juga mungkin lebih rendah, dan di bawah suhu optimal. Juga faktor-faktor yang lain, faktor mineral yang terkandung di dalam air, itu bisa membantu timbulnya saponifikasi (proses jenazah tidak busuk)," kata dr Ade melalui telepon, Jumat (10/6/2022).
Suhu optimal bakteri beraktivitas dan sel mati terurai adalah 25 derajat celsius. Semakin rendah suhunya, semakin banyak aktivitas bakteri dan penguraian yang berhenti, sehingga pembusukan lebih lambat.
Baca juga: Jenazah Eril Dijadwalkan Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Minggu 12 Juni
Merujuk pada pernyataan Ridwan Kamil, air di dasar Sungai Aare sedingin kulkas, diperkirakan suhunya sekitar 4 derajat celsius.
Mengingat Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan bahwa suhu lemari es yang baik untuk makanan adalah di bawah 4 derajat celcius.
Ade menjelaskan, di suhu 4 derajat celsius jenazah manusia bisa bertahan selama sebulan tanpa proses pembusukan.
Bersihnya Sungai Aare dari sampah kayu juga diperkirakan berkontribusi menghindarkan jenazah Eril dari luka yang bisa mempercepat pembusukan.
Jadi dengan faktor air, suhu, dan kebersihan yang dimilikinya, Sungai Aare yang telah ditetapkan sebagai warisan tak benda oleh UNESCO itu, telah menjaga jenazah Eril tetap utuh sampai ditemukan warga, dan diangkat tim pencari Swiss.
"Alhamdulillah (jenazah Eril) ketemu, kondisinya masih baik, sehingga dapat segera diidentifikasi," ujar Ade.