Sejak 1986, UInet berhasil menghubungkan UI, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengakses jaringan internet lokal.
Jaringan ke internet di lingkungan akademis terus berkembang hinga munculnya Jaringan Universitas Indonesia Terpadu (Juita) pada 15 Mei 1995, yang pengoperasiaannya dikhususkan untuk pengguna internal UI.
Saat itu, kecepatan untuk mengakses internet hanya 1200 bps (bit per detik) dan terbatas untuk surat elektronik atau email saja.
Pemerintah ingin membuat jaringan internet yang tidak terbatas pada kalangan akademisi saja. Maka, dirancanglah IPTEKnet.
IPTEKnet adalah suatu konsorsium dari beberapa lembaga penelitian, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pustaka Bogor (Litbang Departemen Pertanian), Pusdata (Departemen Perindustrian), Biro Pusat Statistik, PDII-LIPI, dan Litbang Departemen Kesehatan.
Lembaga tersebut merupakan enam simpul penyedia informasi di Indonesia.
Kerja sama juga dibentuk dengan Perpustakaan Nasional dan beberapa perguruan tinggi.
Baca juga: Sejarah Cek Fakta: Cara Kerja Pemeriksa Fakta Sebelum Ada Internet
Dilansir dari laman resmi BPPT, tujuan dibentuknya IPTEKnet yakni mengembangkan prototipe, serta menjaga momentum koordinasi yang sudah terbangun antar simpul.
Rencananya, akan dibuat koneksi antarsimpul secara dial-up. BPPT ditetapkan sebagai pengoperasi Network Operation Centre (NOC) IPTEKnet.
Sistem semacam ini telah berjalan di negara maju seperti AS, di mana fasilitas komputer di negara tersebut menggunakan perangkat lunak local area network (LAN) yang kemudian dihubungkan dengan beberapa komputer atau PC.
Dengan sistem ini, IPTEKnet ingin menjangkau ke berbagai wilayah di Indonesia yang jaraknya berjauhan.
Dewan Riset Nasional (DRN) diberi tanggung jawab untuk mempersiapkan bantuan dan bimbingan tingkat kebijaksanaan IPTEKnet.
Baca juga: INFOGRAFIK: Benarkah Ada Harta Soekarno di Swiss?
Melalui IPTEKnet, masyarakat juga diharapkan dapat memperolah informasi ilmu pengetahuan dan teknologi nasional maupun internasional dalam bidang industri, penelitian, statistik, bibliografi, dan jasa.
Fasilitas email serta akses ke jaringan internet global diharapkan dapat diakses lebih luas bagi masyarakat, tidak terbatas pada akademisi saja.
Melalui gerbang-gerbang lokal ini, biaya telepon untuk akses kita ke internet "pusat" diperhitungkan memakai pulsa lokal.
Keberhasilan IPTEKnet dalam sebuah jaringan TCP/IP, ditandai dengan ping yang masuk ke Indonesia pada 7 Juni 1994.