KOMPAS.com - Raksasa media sosial Meta, menghapus jaringan akun yang menyamar sebagai organisasi nirlaba palsu penyebar hoaks seputar iklim di Brasil.
Dilaporkan oleh Reuters, Kamis (7/4/2022), individu yang terlibat dalam jaringan tersebut diketahui merupakan personel militer aktif.
Temuan ini dikaitkan dengan pemilihan umum presiden (pilpres) Brasil, di mana Presiden Brasil Jair Bolsonaro akan kembali mencalonkan diri sebagai kandidat.
Baca juga: 10 Mitos tentang Perubahan Iklim dan Faktanya...
Penyelidik Meta belum menemukan bukti yang cukup untuk menetapkan apakah individu yang terlibat dalam jaringan ini bertindak mengikuti perintah atau mandiri.
Meta mengatakan, jaringan ini merupakan akun tak dikenal atau anonim, yang skala dan keterlibatan otentiknya terbatas.
Jaringan ini membuat akun palsu di Facebook dan Instagram.
Mereka awalnya mengunggah konten tentang reformasi tanah dan pandemi pada 2020, kemudian fokusnya beralih ke masalah lingkungan pada 2021.
"Pada 2021, mereka membuat Pages menyamar sebagai LSM dan aktivis fiktif yang berfokus pada masalah lingkungan di wilayah Amazonas, Brasil. Mereka posting tentang deforestasi, termasuk menyatakan bahwa tidak semuanya berbahaya, dan mengkritik LSM lingkungan sah yang berbicara menentang deforestasi di Amazon," ungkap Meta.
Baca juga: Laporan Meta: Invasi Rusia ke Ukraina Picu Gelombang Disinformasi
Meski identitas dan koordinasi jaringan ini disembunyikan, tetapi penyelidik Meta menemukan fakta bahwa ada keterkaitan individu di dalamnya dengan militer Brasil.
Pihak militer Brasil memberi keterangan bahwa pihaknya mengetahui tuduhan tersebut dan telah menghubungi Meta agar mengakses data lebih lanjut, untuk memberi klaim lebih kuat.
Pada Pilpres 2018 Brasil, kelompok sayap kanan yang dipimpin oleh Jair Bolsonaro memenangkan pemilu.
Ada peran besar media sosial dalam kemenangan tersebut.
Dilansir dari Poynter, Rabu (6/4/2022), pendukung Bolsonaro mengoperasikan mesin disinformasi yang mampu melibatkan 10-20 persen warga Brasil.
Mereka sebagian besar menyebar di grup-grup WhatsApp, aplikasi perpesanan paling populer di Brasil. Selebihnya di Telegram, Facebook, YouTube, dan Instagram.
Propaganda pendukung Bolsonaro terus berlanjut bahkan ketika Bolsonaro telah menjabat sebagai presiden.
Organisasi pengecek fakta Aos Fatos melakukan penyelidikan sistematis dan menemukan bahwa pada 21 Maret 2022, Bolsonaro telah membuat sedikitnya 5.084 pernyataan palsu atau menyesatkan sejak awal masa jabatannya.
Pada Pilpres 2022, Bolsonaro kembali mencalonkan diri dan kembali menjadi kandidat presiden.
Kritikus menilai, Bolsonaro dan pendukungnya menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan disinformasi berbahaya yang merusak demokrasi Brasil.
Kendati demikian, pihak Bolsonaro belum merespons permintaan pendapat atas laporan dari Meta tersebut.