Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ada Laboratorium Senjata Biologis di Ukraina?

Kompas.com - 17/03/2022, 08:29 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ukraina dituding memiliki laboratorium senjata biologis yang didukung oleh Amerika Serikat (AS). Bukti tudingan tersebut belum terungkap secara terbuka ke publik.

Di tengah invansi militer Rusia ke Ukraina, isu mengenai pengembangan senjata biologis atau bioweapon kembali muncul.

Dilansir dari Politifact, 11 Maret 2022, tudingan tersebut datang dari Rusia, China, hingga media sayap kanan AS yang telah menyebarkan informasi tentang keberadaan laboratorium bioweapon di Ukraina.

Tudingan kepada Ukraina

Pada 9 Maret 2022, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan bukti adanya program biologis militer di Ukraina.

"Kami mengkonfirmasi fakta, yang digali sebagai bagian dari operasi militer khusus, yang membuktikan upaya darurat untuk menghapus bukti program biologis militer," kata Maria.

Baca juga: Muncul Hoaks Surat Rothschild untuk Pemerintah Inggris Terkait Konflik Rusia-Ukraina

Tudingan serupa juga datang dari Kementerian Luar Negeri China pada 8 Maret 2022 melalui akun Twitter-nya.

"AS memiliki 336 laboratorium di 30 negara di bawah kendalinya, termasuk 26 di Ukraina saja. Ia harus memberikan laporan lengkap tentang kegiatan militer biologisnya di dalam dan luar negeri dan tunduk pada verifikasi multilateral," tulisnya.

Kemudian, pada 9 maret 2022, Tucker Carlson dari host televisi dari Fox News mengatakan, "Kami tidak pernah membayangkan Ukraina akan memiliki senjata biologis."

Dalam program televisinya, Carlson dinilai secara keliru menangkap pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland ketika berbincang dengan Senator Marco Rubio, tentang keberadaan laboratorium di Ukraina.

"Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologi, yang pada kenyataannya, kami sekarang cukup khawatir pasukan Rusia mungkin berusaha untuk menguasainya," kata Nuland.

"Jadi kami bekerja dengan Ukraina tentang bagaimana mereka dapat mencegah bahan penelitian itu jatuh ke tangan pasukan Rusia jika mereka mendekat," ucapnya.

Baca juga: Kisah Ghost of Kyiv: Pilot Misterius yang Jatuhkan 6 Jet Tempur Rusia, Fiksi atau Fakta?

Pernyataan tersebut menunjukkan keprihatinan Nuland tentang kemungkinan laboratorium yang akan jatuh ke tangan Rusia, jika perang terus dilanjutkan.

Namun, pernyataan itu disalahpahami sehinggga secara keliru dijadikan konfirmasi bahwa Ukraina memiliki laboratorium senjata biologis.

Seorang prajurit Ukraina menjaga posisinya di Mariupol, Ukraina, Sabtu (12/3/2022).AP PHOTO/MSTYSLAV CHERNOV Seorang prajurit Ukraina menjaga posisinya di Mariupol, Ukraina, Sabtu (12/3/2022).

Klarifikasi pernyataan Nuland

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pernyataan Nuland mengacu pada laboratorium diagnostik dan pertahanan hayati Ukraina.

Laboratoriun ini berbeda dengan laboratorium program militer biologis karena tidak memiliki fasilitas yang mendukung pengembangan senjata.

Sebaliknya, laboratorium pertahanan hayati ini difungsikan melawan ancaman biologis di penjuru negeri.

Sementara itu, Rubio juga membuat klarifikasi yang sama dalam sidang kongres yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara fasilitas senjata biologis dan fasilitas yang melakukan penelitian.

Baca juga: Rusia Klaim Lab Biologi di Ukraina untuk Eksperimen Virus Corona

Penelusuran tuduhan Rusia

Pada 11 Maret 2022, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan pertemuan terkait tuduhan pihak Rusia tentang keberadaan laboratorium senjata biologis di Ukraina.

Perwakilan petinggi PBB untuk urusan perlucutan senjata, Izumi Nakamitsu, mengatakan bahwa PBB tidak mengetahui adanya program senjata biologis.

Menurut dia, baik Ukraina dan Rusia telah menandatangani perjanjian yang melarang senjata biologis.

Meskipun tidak ada badan independen yang memverifikasi negara-negara yang mematuhi perjanjian pada Konvensi Senjata Biologis, tetapi sejak 1972, Ukraina telah secara sukarela menyerahkan laporan kepatuhannya.

Nakamitsu mencatat bahwa negara yang bersangkutan dapat mencari jalan keluar atau mengatasi kecurigaan keberadaan laboratorium senjata biologis dalam beberapa cara.

Salah satunya, dengan meninjau laporan tahunan dan dengan mengajukan pengaduan tentang kemungkinan pelanggaran kepada Dewan Keamanan untuk kemudian diselidiki.

Kendati demikian, mekanisme pelaporan itu belum pernah 'diaktifkan'.

Baca juga: Tidak Benar Leonardo DiCaprio Donasikan 10 Juta Dollar AS untuk Ukraina, Bagaimana Hoaks Bermula?

Selama bertahun-tahun, Rusia telah mengeklaim bahwa negara-negara bekas Uni Soviet membuat senjata biologis di laboratorium yang didanai oleh AS.

Namun para ahli dan jurnalis tidak menemukan bukti atas klaim tersebut.

Laboratorium yang ada di Ukraina

Memang betul ada laboratorium di Ukraina, baik yang didukung oleh AS, Uni Eropa, Kanada, maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Program Departemen Pertahanan AS yang bekerja dengan laboratorium di Ukraina dimulai sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Laboratorium ini bekerja meneliti sejumlah patogen, termasuk yang menyebabkan antraks, wabah, dan demam berdarah pada manusia. Mereka juga mempelajari virus yang menyerang burung dan babi.

Kendati demikian, fakta ini dianggap belum membuktikan bahwa mereka memiliki fasilitas senjata biologis atau bioweapon.

Hampir setiap negara memiliki laboratorium untuk menangani ancaman mikroba penyebab penyakit.

Kelompok Kerja Kemitraan Global, sebuah badan multilateral, mencatat lembaga domestik yang menjalankan laboratorium ini dalam laporan tahunannya.

Diketahui bahwa AS mendukung laboratorium di lebih dari 20 negara. Setidaknya selama dua tahun, situs web Kedutaan Besar AS di Ukraina merinci tentang 13 fasilitas utama tempat penelitian di Ukraina. Ada pula laboratorium lain yang lebih kecil yang hanya mengidentifikasi patogen.

Selain laboratorium yang bekerja untuk mengidentifikasi keberadaan patogen, Ukraina juga memiliki pusat penyimpanan untuk menyimpan sampel patogen asli dan eksotik.

"Ini semua adalah laboratorium kesehatan masyarakat dan kedokteran hewan. Tak satu pun dari mereka terlibat dalam perang biologis," kata Direktur Program Pascasarjana Biodefense Universitas George Mason, Gregory Koblentz.

Menurut Koblentz, fasilitas pada laboratorium di Ukraina tidak ada yang memungkinkan untuk membuat senjata biologis dari patogen.

"Mereka dapat mendiagnosis penyakit tetapi tidak melakukan pekerjaan yang lebih maju untuk mengubah patogen menjadi senjata biologis," ujar Koblentz.

Bahkan ketika Rusia memulai serangan militernya pada 24 Februari 2022, laboratorium-laboratorium di Ukraina sudah melakukan tindakan pencegahan agar tidak ada bahaya pelepasan patogen ketika terjadi serangan yang menimpa laboratorium.

"Kementerian Kesehatan Ukraina secara bertanggung jawab memerintahkan pembuangan sampel yang aman dan terjamin. Tindakan ini membatasi bahaya pelepasan patogen yang tidak disengaja jika laboratorium serangan militer Rusia," ujar Departemen Pertahanan AS, dikutip dari New York Times, 11 Maret 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com