Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Booster Gratis untuk Masyarakat, Ini Syarat, Mekanisme, dan Vaksin yang Digunakan

Kompas.com - 12/01/2022, 12:34 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Mekanisme booster

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, bagi kelompok prioritas penerima booster nantinya dapat memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi.

Pertama, penerima di kelompok prioritas dapat mengecek tiket dan jadwal vaksinasi di aplikasi PeduliLindungi atau melalui situs PeduliLindungi.id.

Tiket tersebut dapat digunakan di fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat pada waktu yang sudah ditentukan.

Tiket vaksinasi bisa didapat dengan memasukkan nama lengkap dan NIK, lalu klik periksa.  Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi PeduliLindungi
  2. Masuk dengan akun yang terdaftar
  3. Klik menu “Profil” dan pilih “Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19”
  4. Status dan jadwal vaksinasi booster akan muncul di akun
  5. Untuk cek tiket vaksin, masuk ke menu “Riwayat dan Tiket Vaksin”

Lima jenis vaksin untuk booster

Lima jenis vaksin Covid-19 resmi mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk digunakan sebagai vaksin booster.

Berikut lima vaksin yang akan digunakan sebagai booster:

1. Coronavac PT Bio Farma

  • Efek samping: nyeri di tempat suntikan atau kemerahan, umumnya memiliki tingkat keparahan Grade I-II.
  • Imunogenisitas: peningkatan titer antibodi penetralisasi hingga 21 sampai 35 kali setelah delapan hari pemberian vaksin booster pada subjek dewasa.

2. Pfizer

  • Efek samping: umumnya nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan tingkat keparahan Grade I-II.
  • Imunogenisitas: peningkatan nilai rata-rata titer antibodi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,3 kali lipat.

3. AstraZeneca

  • Efek samping: umumnya nyeri di tempat suntikan, demam, sakit kepala, mual, nyeri otot atau nyeri sendi.
  • Imunogenisitas: peningkatan nilai rata-rata titer antibodi sekitar 3,5 kali setelah pemberian vaksin booster.

4. Moderna

  • Efek samping: umunya nyeri di tempat suntikan, kelelahan, nyeri otot, nyeri sendi, atau pusing
  • Imunogenisitas: peningkatan titer antibodi sebesar 13 kali lipat setelah pemberian vaksin booster pada subjek dewasa berusia 18 tahun ke atas.

5. Zifivax

  • Efek samping: timbul rasa nyeri di lokasi suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan Grade I-II.
  • Imunogenisitas: peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 30 kali lipat pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com