Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] PM Albanese Ditolak Warga Australia Saat Minta Dukungan Dunia Lawan Indonesia

KOMPAS.com - Informasi keliru terkait perseteruan Pemerintah Australia dengan Indonesia masih beredar di media sosial.

Kini beredar unggahan dengan klaim yang menyatakan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyerukan masyarakat dunia untuk memberi dukungan untuk negaranya dalam melawan Indonesia.

Permintaan itu kemudian ditolak oleh warga Australia yang kemudian menggelar demonstrasi.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui klaim itu keliru.

Narasi yang beredar

Klaim bahwa Albanese mencari dukungan dunia untuk melawan Indonesia tersebar di media sosial, salah satunya melalui unggahan video oleh akun Facebook ini.

Video itu memperlihatkan aksi demonstrasi massa untuk menolak permintaan PM Albanese.

Narasi dalam video menyatakan Albanese menyerukan agar masyarakat dunia mendukung Australia terkait sengketa kepemilikan Pulau Pasir. 

Tulisan yang tertera dalam video itu sebagai berikut:

Albanese Serukan Demonstrasi di Seluruh Dunia untuk Dukung australia Lawan indonesia, namun kenyataannya di tolak warga sendiri, hingga jutaan warga australia lakukan aksi protes 2023 benci australia

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, diketahui bahwa video demonstrasi yang ada itu sebenarnya tidak terkait hubungan Indonesia dengan Australia. 

Dalam video Skynews, diketahui bahwa video itu merupakan Senator Partai Hijau Lidia Thorpe berorasi pada peringatan Hari Invasi di Kota Melburne, yang tayang 26 Januari 2021.

Orasi itu terkait Referendum Pribumi untuk mengakomodasi suara warga asli Australia untuk perubahan-perubahan kebijakan yang berpengaruh pada mereka.

Ada juga tayangan 7News Australia pada 26 Januari 2023, yang menyiarkan pawai peringatan Hari Invasi di Kota Melburne.

Sementara, narasi terkait ketergantungan negara-negara di Australia terhadap Pulau Pasir diambil dengan "memelintir" berita CNBC Indonesia.

Frasa "sejumlah negara di Eropa" diganti "Australia", serta "minyak dan gas" diganti "Pulau Pasir", sehingga telah mengubah makna berita aslinya.

Kemudian, narasi Australia menuduh penjahat asal Rusia telah meretas data asuransi di negara mereka, termasuk yang menyangkut pejabat negara, sama dengan artikel ini.

Setelah dua berita berbahasa Indonesia itu disimak, tidak ada yang menyatakan Albanese mencari dukungan melawan Indonesia. Justru sebaliknya, sebagian berita diubah hingga berganti makna.

Dikutip dari Antara, Kementerian Luar Negeri RI telah menegaskan bahwa Pulau Pasir milik Australia berbekal catatan sejarah.

Sehingga, tidak ada sengketa perebutan Pulau Pasir antara kedua pihak.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim yang mengatakan Albanese mencari dukungan dunia untuk melawan Indonesia tetapi ditolak warganya adalah hoaks.

Video yang digunakan untuk menyebar klaim itu terkait peringatan Hari Invasi di Australia dan tidak berkaitan langsung dengan hubungan Indonesia-Australia.

Di sisi lain tidak ada sengketa perebutan Pulau Pasir antar pemerintahan kedua negara. Kemenlu RI menegaskan mengakui Pulau Pasir milik Australia.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/17/121200782/-hoaks-pm-albanese-ditolak-warga-australia-saat-minta-dukungan-dunia

Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke