KOMPAS.com - Sebuah video menarasikan, tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) malam, disebabkan ulah rusuh Aremania, pendukung klub sepak bola Arema FC.
Peristiwa yang terjadi usai laga Arema FC dan Persebaya Surabaya itu disebut menewaskan 127 orang. Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pada video itu perlu diluruskan.
Narasi yang beredar
Video yang menyebutkan tragedi Kanjuruhan terjadi karena ulah rusuh Aremania dibagikan di Facebook oleh akun ini pada Minggu (2/10/2022).
Berikut narasi yang dibagikan:
TERBARU ,,SUPORTER AREMANIA MEMBUAT KERUSUHAN , 127 ORANG MENINGGAL DUNIA
Video berdurasi 3 menit 45 detik tersebut memperlihatkan momen ketika Aremania memasuki lapangan Kanjuruhan usai pertandingan selesai.
Petugas keamanan terlihat berusaha membubarkan kerumunan suporter yang memasuki lapangan. Video kemudian beralih memperlihatkan sejumlah orang digotong dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Penelusuran Kompas.com
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi mengenai jumlah korban dan penyebab tragedi Kanjuruhan yang beredar di Facebook perlu diluruskan.
Diberitakan Kompas.com, Minggu (2/10/2022), Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menuturkan, hingga Minggu pukul 14.53 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat 131 orang. Korban luka berat 31 orang, sementara luka ringan-sedang 253 orang.
"Data tersebut dari Dinkes Kabupaten Malang dan Dinkes Kota Malang, data bersifat fluktuatif," kata Emil, kepada Kompas.com Minggu sore.
Emil mengatakan, para korban tersebar dan dirawat di 22 lokasi rumah sakit dan layanan kesehatan di wilayah kabupaten dan Kota Malang.
Menilik kronologi kejadian, penyebab tragedi yang merenggut nyawa ratusan orang itu bukan disebabkan ulah rusuh Aremania.
Menurut pemberitaan Kompas.com, Minggu (2/10/2022) hingga peluit panjang ditiup wasit setelah perpanjangan waktu, situasi masih kondusif. Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Sejumlah Aremania memang terlihat masuk ke lapangan ketika para pemain Arema memberikan salam ke para pendukung. Namun, mereka hanya hendak berbincang.
Saat itu, pemain Persebaya sudah berada di luar lapangan, sebagai bagian dari antisipasi keamanan.
Situasi mulai memanas ketika sebagian Aremania memasuki lapangan dengan membawa bendera Persebaya yang sudah dicoret-coret.
Tak berselang lama, botol-botol minuman air mineral mulai dilemparkan ke arah lapangan. Polisi pun turun tangan.
Saat massa di lapangan semakin tidak kondusif, gas air mata mulai digunakan. Tembakan gas air mata menjangkau tribun penonton yang masih penuh. Tragedi pun terjadi.
Dugaan penyebab ratusan supporter tewas
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Bobby Prabowo mengungkapkan dugaan ratusan korban berjatuhan dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Berdasarkan pengamatannya, korban yang dievakuasi ke RSUS Kanjuruhan mayoritas karena trauma, terinjak, kemudian juga ada yang sesak napas.
"Mungkin karena kekurangan oksigen karena terlalu banyaknya orang-orang yang ada di situ, dan juga mungkin terdampak karena asap. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi," ungkapnya, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (2/10/2022) saat ditemui, Minggu (2/10/2022).
Namun, Bobby merekomendasikan perlunya adanya kajian mendalam tentang penyebab utama kematian korban.
"Itu kompilasi. Jadi gangguan pernapasan akibat asap, kemudian juga terinjak-injak, kurangnya oksigen, jadi satu. Ini yang kita nanti yang dibuktikan di dalam pemeriksaan," tegasnya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim tragedi Kanjuruhan disebabkan ulah rusuh Aremania perlu diluruskan.
Memang benar sebagian Aremania memasuki lapangan (pitch invading) usai laga berakhir. Kendati demikian, tembakan gas air mata ke arah tribune diduga menyebabkan penonton panik dan berebut menyelamatkan diri.
Akibatnya, ratusan orang berdesak-desakan sehingga ada yang terinjak dan mengalami sesak napas. Hal tersebut ditambah efek dari asap gas air mata yang diduga menjadi penyebab kematian ratusan suporter di Kanjuruhan.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/10/03/132742182/klarifikasi-tragedi-kanjuruhan-bukan-karena-ulah-rusuh-aremania