Keduanya saling bersaing untuk menjadi petenis terbaik di dunia, termasuk saling salip dalam mendapatkan gelar Grand Slam terbanyak.
Persaingan yang ketat antar kedua petenis tersebut, membuat beberapa orang menyandingkannya dengan rivalitas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Mereka saling berebut pengakuan sebagai yang terbaik di dunai melalui prestasi di lapangan.
Namun sayangnya, pencinta tenis tidak akan lagi dapat melihat bagaimana ketatnya persaingan antara Roger Federer dengan Rafael Nadal. Ini disebabkan keputusan Federer yang pensiun dari dunia tenis setelah 24 tahun berkarier.
Baru-baru ini Federer mengumumkan bahwa Piala Laver 2022 akhir bulan ini menjadi turnamen yang terakhir diikutinya.
Keputusan itu tentu membuat penggemar tenis kecewa. Sebab mereka tidak dapat lagi melihat aksi petenis terbaik dunia asal Swiss ini.
Namun, kekecewaan mereka akan sedikir terobati, karena rencananya akan dilakukan sebuah pertandingan eksibisi antara Federer dan Rafael Nadal di Santiago Bernabeu, Spanyol.
Meski tanggal pertandingan belum diumumkan, namun penggemar tenis sudah menantikan
pertandingan pamungkas antara Federer dengan Nadal.
Diperkirakan 80.000 penggemar akan datang memenuhi Stadion Bernabue untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
Federer masih kalah dari Nadal
Roger Federer sangat menyadari bahwa sifat kompetitif Rafael Nadal-lah yang mendorongnya untuk menjadi salah satu pemain tenis terbaik yang pernah hidup.
Banyaknya final yang mempertemukan mereka berdua adalah bukti bahwa keduanya layak dinobatkan masuk dalam jajaran petenis terbaik dunia.
Dilansir dari Marca, total Roger Federer dan Rafael Nadal telah saling berhadapan sebanyak 40 kali. Sebanyak 24 di antaranya berlansung di partai final.
Dari 24 pertemuan di final, Nadal unggul dengan 14 kali kemenangan, sementara Federer hanya mampu meraih 10 kali kemenangan.
Federer dan Nadal adalah tipe pemain yang berbeda, Federer selalu menjadi yang terbaik ketika bermain di lapangan rumput. Sementara Nadal adalah rajanya lapangan tanah liat.
Empat kali saling berhadapan di lapangan rumput, Federer mengalahkan Nadal, 3-1. Sementara ketika bermain di lapangan tanah liat Federer hanya mampu menang satu kali dari Nadal.
Lapangan tanah liat Roland-Garros pun menjadi mimpi buruk bagi Federer. Sebab, selama 24 tahun kariernya ia hanya mampu menjadi juara di sana satu kali, setelah Rafael Nadal gagal mencapai final.
Kendati Rafael Nadal menjadi pesaing beratnya, namun kemudian muncul satu petenis lain yang tak kalah hebat dari mereka, yakni Novak Djokovic.
Djokovic dengan cepat menjadi salah satu pemain hebat sepanjang masa seperti Federer dan Nadal.
Dikenal sebagai Era Tiga Besar, selama 15 tahun terakhir ketiganya telah memberi kita waktu yang luar biasa dalam sejarah tenis yang mungkin tidak akan pernah terulang.
Pada akhirnya, Federer mungkin akan pensiuan di bawah Nadal dan Djokovic secara prestasi. Namun ia layak menyandang gelar Greateast of All Time (GOAT).
Federer pensiun dengan 20 gelar Grand Slam, lebih sedikit dibanding dengan Djokovic yang mengoleksi 21gelar dan Nadal dengan 22 gelar.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/19/082800582/pensiunnya-roger-federer-dan-rivalitasnya-dengan-rafael-nadal-dalam