Varian baru ini disebut merupakan gabungan dari varian Delta dan Omicron.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar alias hoaks.
WHO belum menerbitkan pernyataan resmi untuk menamai varian baru Covid-19 dengan Deltacron.
Ini adalah sebutan tidak resmi untuk rekombinan varian Delta dan Omicron, tetapi bukan varian baru.
Narasi yang beredar
Informasi yang menyebut bahwa WHO menamai varian baru virus corona dengan Deltacron, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi di salah satu akun:
Penelusuran Kompas.com
Memang betul para ilmuwan menemukan adanya rekombinasi virus corona varian Omicron dan Delta.
Istilah Deltacron sudah ramai diperbincangkan sejak Januari 2022.
Dikutip dari Kompas.com, (10/1/2022), profesor ilmu biologi di University of Cyprus, Leondios Kostrikis mengungkapkan rekombinan pada 25 kasus Covid-19, yang kemudian dinamai Deltacron.
Kabar kemunculan Deltacron ramai diperbincangkan setelah ilmuan dari Institut Pasteur di Perancis kembali mengidentifikasi temuan virus corona rekombinan dari varian Omicron dan Delta, sebagaimana dilansir dari The Guardian, Jumat (11/3/2022).
"Gabungan varian ini muncul ketika lebih dari satu varian menginfeksi dan bereplikasi pada orang yang sama, dalam sel yang sama," kata Prof Lawrence Young, ahli virologi di University of Warwick.
Sedikitnya 17 pasien di Amerika Serikat dan Eropa dikabarkan telah terpapar Deltacron.
Sementara, terkait tingkat keparahan dan kekebalannya terhadap vaksin hingga kini masih terus diteliti, sehingga belum ada kesimpulan yang pasti.
Terkait adanya temuan ini, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menyarankan pemerintah sebaiknya tetap memantau perkembangan kasus Covid-19 terkait Deltacron di negara lain untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di dalam negeri.
"Kalau melihat data-data baik di Inggris, Amerika dan negara Eropa lainnya penambahan jumlahnya tidak terlalu signifikan. Jadi tidak perlu lebih ketat tapi lebih waspada saja dimonitor kasus di luar negeri," kata Zubairi seperti diwartakan Kompas.com, Senin (14/3/2022).
Deltacron, sejauh ini ditemukan sebagai rekombinan virus dan bukan varian baru virus corona.
Adapun penamaan varian virus corona, seperti Delta dan Omicron, dinamai berdasarkan huruf Yunani. Pemberian nama juga melalui pertimbangan yang matang dan tinjauan dari sistem penamaan potensial.
Sejauh ini, WHO baru menentukan variants of concern (VOC) meliputi Aplha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron. Sedangkan yang masuk kategori variants of interest (VOI) yakni Lambda dan Mu.
Tidak ada sama sekali yang menyebut tentang varian baru bernama Deltacron.
Terkait penamaan Delmicron ini, Kepala Teknikal Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove berpendapat melalui twitnya, untuk tidak memakai istilah semacam itu.
"Jangan gunakan kata-kata seperti Deltacron, Flurona, atau Flurone. Tolong. Kata-kata ini menyiratkan kombinasi virus/varian dan ini tidak terjadi," kata dia.
Sejauh ini, Delmicron bukanlah varian baru virus corona, melainkan rekombinan dari varian Delta dan Omicron.
WHO tidak menerbitkan pernyataan resmi untuk menamai varian baru Covid-19 dengan Deltacron.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/03/14/174002282/hoaks-who-menamai-varian-baru-covid-19-dengan-deltacron