Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Ekonomi Berharap Komisioner OJK Mendatang Seperti Ini

Kompas.com - 13/02/2022, 07:00 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah pakar ekonomi memberi pendapat soal kriteria ideal komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan datang. 

Diketahui, Panitia Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tengah memproses pemilihan calon komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022-2027.

Sebanyak 155 nama calon komisioner OJK kini sedang disaring menuju tahap dua. Rata-rata mereka memiliki banyak pengalaman yang kuat di bidang keuangan, bisnis, investasi dan birokrasi.

Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro menilai, Komisioner OJK nantinya mesti memiliki kemampuan memahami dampak dari keputusan yang dibuatnya.

Apalagi saat ini, pengaruh teknologi digital, mendominasi di industri keuangan, bisnis dan investasi.

“Ini dunianya sudah sedemikian maju, (komisioner) OJK harus tumbuh juga beyond the curve,” ujar Ari dalam siaran pers yang disampaikan Kompas.com, Sabtu (12/2/2021).

Baca juga: Daftar Lengkap 155 Peserta Lolos Tahap 1 Seleksi Dewan Komisioner OJK

Ari mengatakan pendapat tersebut dalam seminar daring “Mencari Nakhoda Baru OJK di Tengah Digitalisasi Keuangan dan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi” Kamis, 10 Februari 2022 yang digelar Beranda Ruang Diskusi.

Ia mengatakan, penting bagi pengambil keputusan untuk menganalisis sesuatu hal berdasarkan data analitik yang beragam.

Profesor ekonomi Universitas Indonesia itu melihat tipologi yang berkembang saat ini, menuntut pengambilan keputusan yang lebih modern, yakni dengan data.

“Namanya evidence based. Tapi datanya itu diperoleh tak hanya dari FGD (focus group discussion) tapi juga dari data analitik. Jadi perlu manajer yang bisa menentukan, sebetulnya informasi yang relevan itu, apa,” katanya.

Ari menuturkan, saat sudah berada pada beberapa tingkat keputusan organisasi, bisa dilihat data analitik sangat berguna, membuat kemampuan connecting the dot menjadi sangat penting.

“Dan ini dalam OJK itu mikro sebetulnya. Dia berhubungan langsung dengan perilaku,” kata Ari.

Maka, lanjut Ari, kemampuan memahami perilaku di lapangan juga penting bagi seorang pemimpin di OJK.

“Katakanlah di situ (OJK) dari akademisi, tapi tidak bisa turun ke lapangan, bisa ada kemungkinan data analitik itu menangkap variabel yang lain. Bisa beda. Karena itu, harus ada teamwork, collegial leadership,” katanya.

Paham dampak keputusan yang dibuat

Hal sama ditekankan Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia Prihatmo Hari Mulyanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com