KOMPAS.com - Setelah Covid-19 varian Delta, kini virus Corona varian Omicron mulai merebak di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memasukkan virus Corona varian Omicron ke dalam daftar variant of concern atau varian yang menjadi perhatian.
Pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada November 2021 lalu, varian Omicron kini telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kasus infeksi Covid-19 varian baru ini pun jumlahnya terus bertambah di Indonesia. Jika tidak ditangani secara serius, puncak infeksi varian Omicron di Indonesia akan tiba dalam beberapa bulan mendatang.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (10/1/2022), Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman memprediksi, puncak infeksi varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret.
Baca juga: WHO Minta Masyarakat Global Tak Anggap Remeh Omicron
“Menurut saya, prediksinya, baru akhir Februari atau Maret mulai kelihatan banyak kasus (infeksi varian Omicron) yang datang ke rumah sakit. Walaupun potensinya moderat atau belum terlihat akan sebesar varian Delta,” kata Dicky.
Dicky mengingatkan, pemerintah harus tetap siap menghadapi skenario terburuk yang ditimbulkan oleh varian yang disebut lebih cepat menular dibandingkan varian Delta ini.
Dia menegaskan, pemerintah harus memastikan tersedianya obat-obatan, fasilitas isolasi, ICU, ventilator atau bantuan oksigen untuk pasien infeksi Covid-19 varian Omicron.
Menurut Dicky, daerah di Indonesia yang menjadi akses internasional dan domestik berpotensi menjadi klaster infeksi varian Omicron.
“Sebetulnya, semua (daerah di Indonesia) akan terkena Covid-19 varian Omicron, itu masalah waktu,” ujar Dicky.
Baca juga: Indonesia Akan Hadapi Gelombang Omicron, Menkes: Jangan Panik
Oleh sebab itu, pemerintah wajib memastikan tercapainya target vaksinasi dosis lengkap atau dua dosis, ditambah pemberian booster vaksin Covid-19 bagi kelompok rentan.
“Tiga dosis untuk kelompok rawan pada tahap awal, pada gilirannya semua (mendapatkan booster vaksin),” ucap Dicky.
Dicky menegaskan, imunitas adalah kunci memerangi pandemi Covid-19. Jika masih banyak masyarakat yang belum memiliki sistem imun yang baik, potensi gelombang Covid-19 baru akan selalu muncul.
“Meningkatkan imunitas bukan (dilakukan) dengan infeksi, ini salah kaprah, tidak etis. Tentu (meningkatkannya) dengan vaksinasi,” tegasnya.
Dicky menjelaskan, masyarakat yang telah memiliki imunitas, baik karena infeksi virus Corona maupun vaksinasi, akan membuat varian Omicron menyebar di antara orang-orang dengan imunitas kuat tersebut dan tidak menimbulkan gejala yang parah.
Baca juga: Daftar 5 Negara yang Jadi Pusat Kasus Omicron, Termasuk Singapura