Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Dugaan Bisnis Tes PCR, Ada Banyak Bisnis Lain Terkait Luhut

Kompas.com - 07/11/2021, 06:33 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjadi perbincangan publik karena dituding memiliki banyak bisnis.

Terbaru, ia dicurigai terlibat dalam bisnis pengadaan alat-alat tes Covid-19 jenis polymerase chain reaction (PCR) selama pandemi.

Namun dia selalu membantah semua tudingan tersebut.

Selain karirnya di bidang militer, Luhut merekam jejak panjang di masa pemerintahan presiden Joko Widodo terhitung sejak diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan RI pada tahun 2014.

Sorotan masyarakat semakin mengarah kepadanya melihat deretan bisnis yang bersinggungan dengan amanahnya dalam melayani publik.

Lantas, bisnis apa saja yang dianggap memiliki keterkaitan dengan Luhut?

Baca juga: Dituding Bisnis Tes PCR, Luhut: Keuntungan untuk Masyarakat Tak Mampu

Bisnis tambang batu bara

Luhut selama ini dikenal sebagai pejabat tinggi negara yang lekat dengan bisnis batu bara.

Sosok Luhut kerap dikaitkan dengan PT Toba Bara Sejahtera Tbk, perusahaan yang belakangan berganti nama menjadi PT TBS Energi Utama Tbk. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan energi ini memiliki kode emiten TOBA.

Dikutip dari laman resmi perusahaan, Jumat (24/9/2021), Luhut pernah menjadi pemegang saham mayoritas PT Toba Bara Sejahtera Tbk. Kepemilikan Luhut di perusahaan itu dilakukan melalui PT Toba Sejahtera.

PT Toba Sejahtera merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia pada 6 Agustus 2004, dan saat ini bergerak di sektor pertambangan, energi, perkebunan dan properti.

Namun kemudian Luhut menjual sahamnya ke perusahaan asal Singapura Highland Strategic Holding Pte. Ltd. Luhut sendiri mengaku sudah lama tak mengurusi bisnis TOBA setelah dirinya masuk ke pemerintahan.

Purnawirawan jenderal bintang empat itu diketahui memiliki 99,98 persen saham Grup PT Toba SejahteraTbk.

Usai penjualan saham milik Luhut tersebut, masih menurut laman resmi perusahaan, struktur kepemilikan saham TOBA berubah.

Saham mayoritas dimiliki oleh Highland Strategic Holdings Pte. Ltd dengan porsi 61,79 persen.

Pemegang saham terbesar kedua adalah perusahaan investasi Bintang Bara BV sebesar 10 persen. Berikutnya adalah PT Toba Sejahtera sebesar 10 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com