Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpotensi Terjadi di Akhir Tahun, Fenomena La Nina Bisa Mengancam Ketahanan Pangan

Kompas.com - 30/10/2021, 20:25 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Fenomena La Nina di Indonesia berpotensi terjadi di Indonesia jelang akhir tahun 2021. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai fenomena La Nina.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena La Nina juga bisa mengancam ketahanan pangan.

Hal itu karena adanya perubahan cuaca yang ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir atau longsor.

Dwikorita menambahkan, dua sektor yang paling rawan terkena dampak La Nina adalah pertanian dan perikanan. Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah harus memberi perhatian lebih pada dua sektor tersebut.

"Dampaknya akan mengancam ketahanan pangan karena berpotensi merusak tanaman akibat banjir, hama dan penyakit tanaman. Selain itu, mengurangi kualitas produk karena tingginya kadar air," ujar Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: Fenomena La Nina Diprediksi Akhir 2021, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Sedangkan pada sektor perikanan, pasokan ikan akan berkurang drastis akibat nelayan tidak bisa melaut.

Ia menuturkan, jika nelayan memaksakan diri melaut, hasil tangkapannya tidak bisa maksimal karena tingginya gelombang. Kondisi ini juga akan memengaruhi hasil laut di pasaran yang cenderung mahal.

Sekilas La Nina

Dwikorita menjelaskan, La Nina merupakan fenomena mendinginnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya.

Kondisi tersebut memengaruhi sirkulasi udara global yang mengakibatkan udara lembab mengalir lebih kuat dari Samudra Pasifik ke arah Indonesia.

Bagi Indonesia, akibat dari fenomena tersebut adalah akan banyak terbentuk awan yang bisa meningkatkan curah hujan di sebagian besar wilayah di tanah air.

BMKG sebelumnya juga telah mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman datangnya La Nina jelang akhir tahun ini.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di kantor BMKG, Jakarta, Selasa (25/2/2020).KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di kantor BMKG, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Baca juga: Waspada La Nina, Ini Daftar Wilayah Indonesia yang Berpotensi Terdampak

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.

Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan Indonesia harus segera bersiap La Nina yang diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022.

Luhut minta siapkan langkah pencegahan dampak fenomena La Nina

Terkait dampak yang terjadi di Indonesia akibat fenomena La Nina ini, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta kementerian dan lembaga yang berkaitan untuk berkoordinasi guna melakukan langkah pencegahan.

“Harus segera berkoordinasi dan bersinergi untuk melakukan langkah-langkah pencegahan bencana hidrometeorologi dan dari hulu hingga hilir,” ucap Luhut di acara virtual “Webinar Antisipasi dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi La Nina dan Bencana Hidrometeorologi”, Jumat (29/10/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com