Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Kompas.com - 21/05/2024, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Helikopter Bell 212 yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi saat kecelakaan pada Minggu (19/5/2024) ternyata buatan Amerika Serikat sejak 1960-an.

Raisi bersama rombongannya mengalami kecelakaan sepulang dari peresmian bendungan di perbatasan Azerbaijan. Helikopter yang dikendarai jatuh disebut akibat cuaca buruk di pegunungan.

Petugas menemukan helikopter jatuh di kawasan hutan lebat Dizmar, Provinsi Azerbaijan Timur pada Senin pagi. Evakuasi sempat sulit dilakukan karena terhambat kabur tebal, hujan, dan medan terjal.

Diketahui, Ebrahim Raisi terbang dengan helikopter Bell 212 buatan perusahaan Amerika Serikat, Textron Inc. pada 1960-an.

Helikopter ini dinilai memiliki teknologi usang karena telah dipakai sejak akhir 1960-an sebelum Revolusi Islam Iran.

Baca juga: Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran


Teknologi helikopter presiden Iran usang

Analis militer senior dari AS, Cedric Leighton menilai helikopter yang dipakai Presiden Ebrahim Raisi sudah usang karena dibuat sejak 64 tahun lalu.

Menurutnya, helikopter ini pertama kali diperkenalkan ke Iran pada periode terakhir pemerintahan Reza Shah Pahlavi pada 1976 dalam bentuk komersial.

"(Helikopter) sudah ada sebelumnya di militer AS, jadi awal mula helikopter jenis ini mungkin sudah ada sejak akhir tahun 1960-an," ujarnya, dikutip dari CNN, Senin (21/5/2024).

Leighton menyebut, helikopter Bell 212 pertama kali diproduksi di Amerika Serikat dan Kanada. Usia yang tua membuat sulit mendapatkan suku cadang helikopter tersebut.

Suku cadang yang sulit tersedia bagi helikopter Bell 212 dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan.

Selain itu, cuaca buruk yang terjadi selama beberapa hari terakhir di wilayah barat laut Iran tempat helikopter tersebut terbang juga berkontribusi dalam insiden trsebut.

"Semua itu, menurut saya, berkontribusi pada serangkaian insiden dan serangkaian keputusan yang dibuat oleh pilot dan bahkan mungkin presiden sendiri ketika harus menerbangkan pesawat ini, dan sayangnya bagi mereka, akibatnya adalah kecelakaan ini," imbuh dia.

Baca juga: Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Sanksi AS bikin Iran sulit dapat suku cadang

Spesifikasi helikopter Bell 212 Presiden Iranwikipedia Spesifikasi helikopter Bell 212 Presiden Iran
Konflik yang terjadi dengan AS menyebabkan Iran mendapatkan sanksi pada sektor penerbangan. Hal ini dapat menjadi alasan helikopter Bell 212 masih digunakan.

Laporan HFW menunjukkan, AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memberlakukan sanksi kepada Iran karena negara Timur Tengah itu mengembangkan nuklir.

Sanksi yang diberikan termasuk larangan melakukan perdagangan internasional dengan perusahaan AS dan non-AS di Iran. Perusahaan tersebut harus menghentikan aktivitas di Iran dalam waktu 90 atau 180 hari pada 2018. Jika tidak, mereka berisiko terkena sanksi dari AS

Bagi industri penerbangan, larangan ini menyulitkan Iran untuk memelihara dan meningkatkan armada pesawat penumpang komersial. Akibatnya, Iran memiliki armada tua berusia rata-rata lebih dari 25 tahun.

AS sempat meringankan sanksi dengan memperbolehkan perusahaan menjual penumpang komersial dan suku cadangnya ke Iran. Namun, izin itu telah dihentikan.

Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) AS hanya mempertimbangkan permohonan izin secara terbatas untuk menjamin keselamatan penerbangan komersial dari pesawat asal AS.

Baca juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Halaman:

Terkini Lainnya

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com