Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Instansi Disebut Dimintai Uang BPK agar Dapat Opini WTP, Ada Kementan, Waskita, dan Kemenkominfo

Kompas.com - 17/05/2024, 14:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjadi sorotan usai adanya dugaan permintaan uang untuk opini wajar tanpa pengecualian (WTP). 

BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang memiliki tugas untuk pemeriksa keuangan, kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Sementara opini WTP merupakan hasil dari auditor BPK yang menyatakan laporan keuangan dari lembaga yang diperiksa menyajikan hasil wajar, termasuk mengenai material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas.

Mendapatkan WTP merupakan suatu kebanggaan dari institusi karena mencerminkan akuntabilitas dari lembaga kepada masyarakat, dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/4/2022).

Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Bupati Bogor Ade Yasin, Tersangka Suap Auditor BPK


1. Permintaan Rp 12 miliar ke Kementan

Salah satu instansi yang mengaku mendapat permintaan uang dari BPK adalah Kementerian Pertanian (Kementan). 

Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Sesditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Hermanto mengungkapkan, program lumbung pangan nasional (food estate) seharusnya menjegal Kementan mendapatkan opini WTP dari BPK.

Hal tersebut diungkapkan Hermanto saat menjadi saksi dalam perkara dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi yang menjerat mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), 

Awalnya, Kementan diharuskan memberikan Rp 12 miliar kepada oknum BPK untuk mendapatkan opini WTP, dilansir dari Kompas.com, Minggu (12/5/2024).

Namun, Kementan tidak langsung memenuhi permintaan tersebut dan hanya memberikan Rp 5 miliar.

Informasi mengenai “sogokan” Rp 5 miliar tersebut diperoleh dari mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta.

Walaupun sudah diberikan Rp 5 miliar, oknum BPK tersebut masih kerap menagih kekurangan tersebut ke Kementan sebelum akhirnya opini WTP dikeluarkan.

Baca juga: Anggota BPK Terpilih Mayoritas dari Parpol, Pengamat: Saya Hopeless

2. Uang Rp 10 miliar untuk proyek Jalan Tol MBZ

Instansi berikutnya yang mengaku memberikan uang ke BPK agar mendapat opini WTP adalah perusahaan BUMN Waskita. 

Direktur Operasional Waskita Beton Precast, Sugiharto mengaku pernah memberikan uang Rp 10 miliar kepada pihak BPK.

Hal tersebut terungkap saat Sugiharto menjadi saksi sidang dugaan korupsi pembangunan proyek Jalan Tol Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat.

Sugiharto mengaku, permintaan tersebut datang setelah BPK menemukan banyak masalah dalam proyek pembangunan Jalan Tol MBZ.

Untuk memenuhi permintaan BPK, Sugiharto akhirnya membuat sejumlah proyek fiktif saat masih menjabat sebagai Super Vice President (SPV) Infrastruktur 2 Waskita.

"Pekerjaan fiktifnya itu untuk pekerjaan, karena pekerjaan sudah 100 persen, (pekerjaan fiktifnya) hanya pemeliharaan, hanya patching-patching (menambal) saja, pak. Itu kecil saja," ungkap Sugiharto, dilansir dari Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Jaksa mengatakan, kerugian negara atas perekonomian negara yang harus ditanggung sekitar Rp 510.085.261.485,41.

Baca juga: Profil Daniel Tobing, dari Caleg Gagal hingga Jadi Pimpinan BPK

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Apa Saja Cara dan Syarat Pisah KK? Berikut Penjelasan Dirjen Dukcapil

Apa Saja Cara dan Syarat Pisah KK? Berikut Penjelasan Dirjen Dukcapil

Tren
Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Tren
6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

Tren
Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Tren
Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Tren
Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Tren
Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Tren
Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Tren
Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Tren
5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

Tren
5 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Kopi di Pagi Hari, Apa Saja?

5 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Kopi di Pagi Hari, Apa Saja?

Tren
5 Pilihan Ikan Rendah Merkuri, Kurangi Potensi Efek Buruk bagi Tubuh

5 Pilihan Ikan Rendah Merkuri, Kurangi Potensi Efek Buruk bagi Tubuh

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Kamboja | Cerita Para Peserta Tapera

[POPULER TREN] Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Kamboja | Cerita Para Peserta Tapera

Tren
Apakah Jalan Kaki 5.000 Langkah Per Hari Cukup? Ini Penjelasan Ahli

Apakah Jalan Kaki 5.000 Langkah Per Hari Cukup? Ini Penjelasan Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com