KOMPAS.com - Perayaan Hari Raya Idul Fitri identik dengan berbagai kue kering seperti nastar, kastangel, putri salju, dan lainnya.
Keberadaan kue kering nyaris menjadi tradisi yang hampir sama pentingnya dengan opor dan ketupat di hari raya umat Islam tersebut.
Berbeda halnya dengan opor yang memiliki rasa gurih yang berasal dari santan, kue kering memiliki rasa manis dengan tekstur lembut dan renyah di tiap gigitannya.
Kendati demikian, kudapan hari raya itu bisa memicu bahaya bagi penderita diabetes, terlebih bila dikonsumsi secara berlebihan.
Seperti yang diketahui, olahan yang terbuat dari adonan mentega, terigu, gula, dan krim ini mengandung lemak dan gula yang tinggi.
Mengonsumsi makanan yang tinggi gula dapat memicu lonjakan gula darah bagi penderita diabetes.
Lantas, bolehkah penderita diabetes makan kue kering seperti nastar?
Baca juga: Tips Puasa Ramadhan untuk Penderita Diabetes Melitus
Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo mengatakan, penderita diabetes masih diperbolehkan untuk makan kue kering saat lebaran, asalkan tidak berlebihan.
Ia mengatakan, untuk penderita diabetes melitus yang terkontrol dan rajin minum obat diimbau harus tetap berhati-hati untuk mengonsumsi kue kering.
"Boleh makan semua kue, tapi hanya mengicip saja, berarti sedikit kan, yang penting sudah merasakan kue lebaran," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/4/2024).
Toto mengatakan, adapun bila makan kue kering secara berlebihan dan tidak terkendali, maka gula darah akan meningkat tajam dan dapat membahayakan kesehatan.
Untuk itu, ia merekomendasikan agar penderita diabetes tidak makan kue kering lebih dari dua keping dalam sehari.
"Boleh, satu hingga dua potong nastar, saya pikir tidak masalah," imbuhnya.
Baca juga: Mengenal Kondisi Diabetes pada Anak, Gejala dan Cara Mengontrolnya
Nastar memiliki kandungan gula yang cukup tinggi, maka batasi konsumsi kue nastar 2-3 keping (10-15 gram) per hari.