Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau Diprediksi Mundur, Akankah Cuaca Panas Terik 2023 Terulang Lagi?

Kompas.com - 02/04/2024, 10:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awal musim kemarau 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Jumat (15/3/2024).

Ia menjelaskan, dibandingkan rerata klimatologinya, yaitu pada periode 1991-2020, awal musim kemarau 2024 di 282 zona musim (ZOM) atau sekitar 40 persen mengalami kemunduran.

Sementara awal musim kemarau di 175 ZOM (25 persen) diprediksi sama dan 105 ZOM (15 persen) diperkirakan maju.

"Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61 persen) akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024," ujar Dwikorita dikutip dari Kompas.id, Jumat.

Baca juga: Diprediksi Mundur, Kapan Puncak Musim Kemarau 2024?

Lantas, apakah mundurnya awal musim kemarau 2024 menyebabkan cuaca panas terik pada 2023 terulang kembali?

Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, ada kemungkinan suhu panas atau cuaca panas terik pada 2023 lalu terulang kembali.

Ardhasena menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh kombinasi temperatur dan kelembapan.

Perlu diketahui bahwa musim kemarau yang akan datang bersifat normal dan di atas normal dengan suhu muka laut di sekitar Indonesia dalam kondisi hangat.

Ketika temperatur dan kelembapan berinteraksi, lanjut Ardhasena, dua faktor ini dapat menyebabkan cuaca panas terik seperti 2023 yang lalu.

"Kedua faktor tersebut memiliki peran terutama dalam rasa kenyamanan kita bersama sehingga hal-hal tersebut yang barangkali perlu diwaspadai," ujar Ardhasena dalam konferensi pers yang sama, Jumat.

Baca juga: Warganet Sebut Hujan Sering Terjadi pada Malam Hari, BMKG Beri Penjelasan

Suhu Indonesia panas dan lembap

Lebih lanjut, Ardhasena menerangkan bahwa cuaca panas terik yang berpotensi terjadi pada tahun ini bersifat panas dan lembap.

Hal ini disebabkan oleh lebih hangatnya suhu muka laut di sekitar Indonesia sehingga penguapan lebih banyak terjadi.

Selain itu, BMKG juga memprediksi lebih banyak awan yang terbentuk, sehingga kondisi di sekitar wilayah indonesia lebih lembap.

Meski begitu, Ardhasena memprediksi bahwa suhu jika terjadi cuaca panas terik pada 2024 tidak setinggi tahun lalu.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com