KOMPAS.com - Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 8 April 2024, sementara puncak arus balik diprediksi terjadi pada 14 April 2024.
Hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Perkiraan tanggal puncak arus mudik dan arus balik Lebaran 2024 dapat menjadi catatan bagi masyarakat Indonesia yang akan merencanakan perjalanan selama bulan Ramadhan 2024.
Baca juga: Daftar Link Pendaftaran Program Mudik Asyik Bersama BUMN 2024, Menjangkau Lebih dari 200 Kota
Kemenko PMK memprediksi puncak arus mudik 2024 akan terjadi pada 5-7 April 2024. Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 14-16 April 2024.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito dalam rapat koordinasi lintas sektor persiapan Idul Fitri 1445 Hijriyah dan arus mudik Lebaran 2024 pada Jumat (15/3/2024).
"Tahun ini, jumlah masyarakat yang akan mudik diperkirakan mencapai 71,7 persen atau sebanyak 193,6 juta orang. Angka ini meningkat dibanding mudik Lebaran tahun 2023 yakni 123,8 juta orang,” jelas Warsito dalam rilis resminya.
Untuk mengantisipasi kondisi itu, pihaknya melakukan persiapan rest area, penanganan ledakan pengunjung destinasi wisata, serta antisipasi bencana alam, cuaca ekstrem, dan konflik sosial.
Di sisi lain, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2024 terjadi pada Jumat, 5 April 2024. Sementara puncak arus balik pada Senin. 15 April 2024.
Baca juga: Polisi Siapkan 3 Skema Lalu Lintas Tol Trans-Jawa untuk Masa Mudik Lebaran 2024
Sebaliknya, perkiraan puncak hari balik terjadi pada H+3 Lebaran yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang.
Perkiraan ini didapat berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan secara daring terhadap 48.372 responden dari 38 provinsi.
“Untuk mengantisipasi potensi lonjakan pergerakan masyarakat tersebut, kami melakukan persiapan baik secara operasional maupun kebijakan," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melalui rilis resminya.