Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Kiai As'ad Humam, Kakek dalam Sampul Buku Iqro

Kompas.com - 17/03/2024, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gambar lelaki tua berkacamata dengan paras kurus memakai jas hitam dan peci ini berada di sampul bagian belakang buku Iqro. Buku yang mengajarkan metode membaca Alquran dengan mudah.

Bagi yang dulu rajin mengaji di Taman Pendidikan Alquran (TPA/TPQ), pasti mengenal gambar kakek ini.

Ya, bagi anak-anak kelahiran 1990-an, buku Iqro bisa jadi romantisme dan kenangan yang paling melekat.

Sebab tidak hanya di Indonesia, buku Iqro ternyata juga populer di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Lantas siapakah lelaki itu yang jasanya sangat besar mengajarkan anak-anak belajar membaca Alquran itu?

Baca juga: Siapa yang Dulu Ngaji di TPA Pasti Tahu Kakek di Sampul Iqro Ini

Kiai As'ad Humam, penemu Iqro

Dikutip dari Kompas.com, sosok kakek dalam sampul belakang buku Iqro adalah As'ad Humam.

Asad Humam lahir pada 1933 di Selokraman, Kotagede, Yogyakarta.

Nama ‘Humam’ merujuk kepada ayahnya, Humam Siradj yang merupakan pedagang sukses di Pasar Bringharjo, Yogyakarta.

Sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara yang dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah, As'ad Humam terbuka dalam belajar.

Mitsuo Nakamura dalam The Crescent Arises over the Banyan Tree (2012) mencatat As'ad Humam menempuh pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Kleco, SMP Negeri di Ngawi, dan pendidikan SMA di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Namun saat di Mu’allimin, As'ad Human sempat berhenti di kelas II.

Hal itu karena kecelakaan yang dia alami saat memanjat pohon pada tahun 1963 mengakibatkan dirinya mengalami pengapuran tulang belakang dan harus dirawat setengah tahun.

Lehernya tidak bisa digerakkan dan untuk berjalan, As'ad mesti menggunakan tongkat sebagaimana yang nampak dalam posenya di sampul buku Iqro.

As’ad juga sempat belajar di pondok pesantren Al-Munawir Krapyak, Yogyakarta selama dua tahun.

As'ad Humam, penemu Iqro.Muhammadiyah As'ad Humam, penemu Iqro.

Metode membaca Alquran dengan Iqro

Dikutip dari Muhammadiyah, metode Iqro ditemukan di pusat kebudayaan Muhammadiyah, Kotagede, Yogyakarta.

Dalam menemukan metode Iqra’, As’ad Humam ditemani oleh pegiat Muhammadiyah lainnya, yaitu Jazir Asp yang salah satu sosok sentral di Masjid Jogokariyan Yogyakarta.

Di Indonesia, perkembangan Taman Pendidikan Alquran (TPA/TPQ) sejatinya mulai bangkit di akhir era 1980-an.

Hal itu dengan munculnya tokoh Kiai Dahlan Salim Zarkasyi asal Semarang yang menemukan metode Qiroati dan menyebarluaskannya melalui pendirian TK Alquran Mujawwidin di Semarang tahun 1986.

Pada saat itu, Kiai As’ad Humam yang ikut mengajarkan Qiroati untuk anak-anak di Kotagede menyimpulkan bahwa metode tradisional Baghdadi tidak efektif karena memerlukan 2-3 tahun untuk penguasaannya.

Sementara itu, metode Qiroati dianggap As’ad memiliki celah yang masih bisa disempurnakan.

Namun saran dari As’ad Humam ditolak oleh Kiai Dahlan Salim Zarkasyi karena menganggap metode Qiroati sudah baku.

As’ad lalu berusaha menemukan metode baru cara membaca Alquran yang lebih mudah dipahami. Di bawah pohon jambu sebelah rumah, As’ad Humam terus mencari formula yang tepat.

“Saya sebagai kawan dan anaknya cuma menyediakan kertas dan peralatan tulis. [Jika kertas-kertas itu terbang], kami anak-anaknya, mengumpulkannya kembali. Ini dilakukan bapak selama bertahun-tahun,” ujar Erweesbe Maimanati, anak kedua As’ad, seperti ditulis Majalah Gatra edisi 19 Februari 1996.

Baca juga: Biografi Asad Humam, Penemu Iqro

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com