Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Kiai As'ad Humam, Kakek dalam Sampul Buku Iqro

Kompas.com - 17/03/2024, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Perjalanan metode Iqro

Setelah menemukan metode Iqro, Kiai As’ad Humam bersama Jazir Asp dan dibantu oleh Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola (AMM) Yogyakarta mendirikan TK Alquran AMM Yogyakarta pada 16 Maret 1986.

Ahmad Zayadi, dkk dalam Buku Putih Pesantren Muadalah (2020) menulis pendirian TK Alquran AMM itu mendapatkan momentumnya di tengah masyarakat sehingga kemudian mereka juga mendirikan Taman Pendidikan Alquran AMM, Ta’limuq Quran Lil Aulad AMM, dan kursus Tartilil Quran AMM.

Tahun 1988, di tempat tinggalnya di Kampung Selokraman, Kotagede, didirikan Taman Kanak-kanak Alquran (TKA) untuk anak usia 4-6 tahun, dan setahun kemudian didirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA) untuk anak usia 7-12 tahun.

Dari sini awalnya Iqro menyebar dengan cepat sehingga banyak digunakan di banyak tempat.

Metode Iqro memudahkan belajar membaca Alquran

Ditemukannya Iqro jauh memudahkan cara pembelajaran Alquran dasar menjadi lebih efektif dibandingkan dengan metode lama seperti Baghdadiyah yang harus mengeja antara huruf, bunyi, dan harakat.

Berbeda dengan metode tersebut, Iqro yang terdiri dari enam jilid tidak lagi dieja, melainkan menyajikan cara baca dengan sistem (suku) kata.

Mula-mula dipilih kata-kata yang akrab dan mudah bagi anak-anak, seperti “ba-ta”, “ka-ta”, “ba-ja”, dan sebagainya.

Setelah itu dilanjutkan dengan kata yang lebih panjang, kemudian kalimat pendek, lalu mempelajari kata yang ada di dalam surat-surat pendek.

Semuanya disajikan dengan sederhana sehingga yang belajar, terutama anak-anak bisa mudah mempelajarinya.

Metode Iqro’ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang menarik minat anak kecil.

Menurut Kiai Humam, dalam Buku Iqra: Cara Cepat Belajar Membaca Alquran, (2000), buku Iqro’ memiliki 10 sifat yaitu:

  • Bacaan langsung,
  • Membuat santri menjadi aktif,
  • Dapat diajarkan privat/klasikal,
  • Tersedia modul,
  • Asistensi,
  • Praktis,
  • Sistematis,
  • Variatif,
  • Komunikatif,
  • Fleksibel.

Metode Iqro menyebar luas

Metode Iqro kemudian menyebar luas ke seluruh penjuru Indonesia bahkan hingga luar negeri.

Selain harga terjangkau, buku Iqro dapat diajarkan oleh siapapun dan otodidak sehingga buku ini semakin tak terkendali dan nyaris tidak terkontrol, demikian tulis Doni Putra dalam Belajar Tadabbur Ilmu Karakter pada Lebah, Burung Gagak dan Singa (Kajian Tafsir Ayat-ayat Fauna), (2020).

Setelah berbagai eksperimen Kiai As’ad Humam berhasil di Kotagede, sistem Iqro berkembang di Gresik dan Semarang.

Tahun 1988, metode Iqro’ mendapatkan pengakuan dari Menteri Agama sehingga didistribusikan secara nasional pada tahun 1992.

Anna M. Gade dalam Perfection Makes Practice Learning, Emotion, and the Recited Qur??n in Indonesia (2004) menyebutkan, Pemerintah Malaysia mengadopsi metode Iqro secara resmi di akhir 1990-an.

As'ad Humam meninggal 2 Februari 1996

Saat metode Iqro mulai dikenal luas, kesehatan As'ad justru menurun. Pengapuran tulang belakang yang diderita perlahan-lahan membuatnya mulai mengalami kelumpuhan.

Pada 2 Februari 1996, As'ad mengembuskan napas terakhirnya.

Iqro hasil temuannya pun berhasil membantu anak-anak dalam belajar membaca Alquran.

Keberhasilan Iqro ini lah yang kemudian membuat Menteri Agama, KH Munaqir Sjadzali, menjadikan TKA dan (TPA) sebagai Balai Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pengajaran Tartil Quran Nasional.

Sampai saat ini, entah sudah ada berapa juta buku Iqro yang dicetak dan disebarluaskan ke seluruh penjuru Tanah Air.

Sementara itu pasca wafatnya Kiai As’ad Humam pada Jumat, 2 Februari 1996, Agus Basri dan Khoiri Akhmadi dalam sebuah obituari di Majalah Gatra edisi 19 Februari 1996 menyebut bahwa metode Iqro’ telah menyebar di Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, Eropa, dan Amerika.

Tak kurang, sedikitnya 160 ribu TPA dan TPQ lahir atas inspirasi Kiai As’ad Humam di seluruh Indonesia, demikian tulis Arif Maftuhin dalam Interkoneksi Islam dan Kesejahteraan Sosial Teori, Pendekatan, dan Studi Kasus (2012).

“Lewat sistem Iqro yang diciptakannya, K.H. As’ad Humam telah menyelamatkan masyarakat dari kebutaan terhadap Quran. Beliau adalah pahlawan penyelamat Quran,” kata Menteri Agama Tarmizi Taher dalam upacara pemakaman Kiai As’ad Humam.

Itu lah sosok Kiai As'ad Humam, kakek dalam sampul buku Iqro yang membuat banyak anak-anak bisa mudah belajar membaca Alquran.

Referensi:

Isnanto, M. (1997). KH As'ad Humam: Aktivitas dan Pemikirannya. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga.

(Sumber: Kompas.com/Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Widya Lestari Ningsih) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com