Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelirumologi Simetri

Kompas.com - 16/03/2024, 21:29 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SECARA semantika pemahaman linguistik, kata simetri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna seimbang (tentang bentuk, ukuran, dan sebagainya); selaras.

Di dalam pemahaman geometri dua dimensional, simetri adalah properti di mana dua sisi obyek saling refleksi satu dengan lainnya dengan poros simetri di tengahnya.

Di dalam biologi konon simetri adalah bagian repetitif pada mahluk hidup, sementara di dalam pemahaman kimia simetri ditemukan pada tata-keteraturan para atom pada molekul atau kristal.

Di dalam fisika simetri adalah keseimbangan yang diilustrasikan oleh, misalnya, hukum fundamental sebagai hukum gerak ke tiga mahakarya Isaac Newton.

Di dalam matematika khususnya geometri Euklid, simetri berperan vital, misalnya, pada segitiga simetris yang beda dari segitiga asimetris.

Tokoh Matematikawan yang mempelopori teori kelompok sebagai cabang aljabar abstrak menggunakan permutasi untuk mengukur simetri adalah Evariste Galois yang mati muda (sebelum usia 21 tahun) akibat tradisi ritual kejantanan konyol pada masa itu, yaitu duel.

Di dalam semesta estetikal, simetri mendasari konsep-konsep fundamental tentang keindahan dengan sukma konotasi keseimbangan, keteraturan, bahkan prinsip surgawi.

Sebagai pemelajar matematika, semula saya yakin bahwa simetri secara kodrat-alami hadir di alam semesta atau minimal di planet bumi ini.

Ternyata saya keliru akibat pada hakikatnya tidak ada simetri yang paripurna sempurna benar-benar simetris di planet bumi apalagi alam semesta.

Mari kita perhatikan tubuh kita masing-masing di mana ada yang berada di sisi kanan maupun sisi kiri. Semisal, bentuk tangan kanan kita tidak sama persis dengan tangan kiri kita.

Kaki kiri tidak sama panjang atau pendek dengan kaki kanan. Telinga kanan tidak persis sama bentuk dengan telinga kiri. Lubang hidung kanan tidak sama besar atau kecil dengan lubang hidung kiri.

Arah pandang bola mata kanan kita beda dari bola mata kiri. Demikian pula alis kanan beda bentuk dari alis kiri.

Dalam penggunaan tangan kanan dan kiri manusia juga tidak simetris, maka ada manusia yang kidal dan ada yang tidak kidal.

Tidak ada manusia kembar yang 100 persen persis sama dan sebangun satu dengan lain.

Ragawi manusia setara asimetris dengan ragawi satwa. Semula saya duga sayap kupu-kupu simetris sempurna dan paripurna kanan dan kiri. Ternyata lagi-lagi saya keliru sebab tidak ada kupu-kupu memiliki sayap kanan persis motif warna dan bentuk sama persis dengan sayap kiri.

Menakjubkan adalah kenisbian kearifan simetri baik-buruk yang terkandung pada pergelaran wayang kulit di mana kanan dan kiri terkait dari arah mana kita memandang.

Misalnya, kanan jika dipandang dari depan layar pergelaran wayang kulit langsung menjadi kiri jika dipandang dari belakang kelir dan sebaliknya.

Di dalam Mahabharata maupun Wayang Purwa, baik-buruknya Pandawa dan Kurawa nisbi tergantung dari sisi pandang kepentingan belaka.

Pada hakikatnya kenisbian kearifan simetri wayang kulit menyadarkan saya bahwa kenisbian kearifan simetri baik atau buruk yang sebenarnya tidak ada akibat ketidak sempurnaan daya tafsir saya sendiri yang mohon dimaafkan memang sangat amat terlalu mustahil sempurna ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com