Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2024, 08:00 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Lobak merupakan bagian dari keluarga tumbuhan Brassica yang umum diolah sebagai sayuran. Mereka tersedia dalam berbagai warna dan bentuk.

Selain digunakan dalam bidang kuliner, lobak juga bermanfaat bagi kesehatan karena kaya akan antioksidan dan nutrisi lainnya.

Berdasarkan kandungannya, lobak merupakan sumber vitamin C yang baik, antioksidan yang dapat melawan kerusakan sel yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.

Sayuran ini penuh serat tetapi rendah kalori. Lobak juga sangat rendah karbohidrat, menjadikannya pilihan bagus jika Anda memperhatikan asupan karbohidrat atau gula.

Baca juga: 95 Persen Orang Indonesia Kurang Sayur dan Buah, Berapa Porsi Idealnya?


Dilansir dari laman WebMD, lobak memiliki sedikit kalori dan indeks glikemik rendah, dan kaya akan vitamin dan mineral, seperti:

  • Kalsium
  • Vitamin C
  • Riboflavin
  • Niasin
  • Tiamin
  • Vitamin B6
  • Folat
  • Kalium
  • Besi
  • mangan.

Beberapa manfaat lobak bagi kesehatan antara lain bersifat melawan kanker, menurunkan risiko penyakit jantung, pencernaan yang sehat, hingga menurunkan risiko diabetes.

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 7 Manfaat Sayur Oyong, Ampuh Obati Diabetes

Potensi manfaat lobak bagi penderita diabetes

Manfaat sayur lobak untuk diabetes.iStockphoto/1001Love Manfaat sayur lobak untuk diabetes.

Lobak disebut bermanfaat untuk mengurangi risiko diabetes. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lobak mengandung antioksidan seperti polifenol yang meningkatkan sekresi insulin.

Mengutip laman PharmEasy, ekstrak lobak diamati berpotensi menghambat enzim (glukosidase) yang mengubah pati menjadi gula sederhana.

Ini dapat meningkatkan mekanisme pertahanan dengan aktivitas antioksidannya, dapat mengurangi peroksidasi lipid dan stres oksidatif.

Baca juga: Masuk Angin Bisa Tingkatkan Kadar Gula Darah, Penderita Diabetes Perlu Waspada

Hal ini menunjukkan bahwa lobak mungkin membantu dalam menjaga metabolisme energi dan penyerapan glukosa dan dapat mengurangi penyerapan glukosa dalam darah.

Dilansir dari laman Verywell Health, Sebuah tinjauan penelitian tentang efek lobak terhadap kesehatan menunjukkan bahwa lobak memiliki sifat antidiabetes.

Lobak disebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan mekanisme pertahanan antioksidan tubuh dan berdampak positif terhadap perubahan glukosa yang dipicu oleh hormonal.

Baca juga: Manfaat Tanaman Lidah Buaya untuk Mengendalikan Gula Darah Penderita Diabetes

Lobak juga tampaknya mengurangi penyerapan glukosa di usus dan meningkatkan penyerapan glukosa, sehingga menurunkan kadar gula darah.

Para peneliti menyimpulkan bahwa manfaat kesehatan lobak dalam pencegahan diabetes terkait dengan kayanya kandungan antioksidan dan mekanisme aktifnya menghilangkan molekul tidak stabil dari tubuh selama pembelahan sel yang dikenal sebagai radikal bebas.

Baca juga: Tips Menyimpan Sayur dan Buah agar Tetap Segar dalam Waktu Lama

Sejalan dengan itu, dikutip dari laman BBC Good Food, baik daun maupun akar lobak merupakan sumber antioksidan.

Daun sayuran ini memasok flavonol seperti epikatekin, dan akarnya memasok senyawa seperti pirogalol dan fenol lainnya.

Lobak juga mengandung vitamin C, yang bersama dengan fitonutrien lainnya, membantu melindungi sel-sel tubuh dari efek buruk penuaan atau gaya hidup tidak sehat.

Baca juga: 7 Manfaat Makan Petai untuk Kesehatan, Bantu Turunkan Gula Darah dan Cegah Anemia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com