Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil dan Mematikan, Seberapa Berbahaya Tawon Ndas (Vespa affinis)?

Kompas.com - 23/01/2024, 19:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Tawon ndas (Vespa affinis), juga dikenal dengan tawon vespa, adalah spesies tawon yang umum hidup di wilayah tropis dan subtropis di Asia.

Hewan ini memiliki tubuh berwarna hitam dengan garis oranye terang atau kuning di perutnya. Ukurannya panjang tubuhnya berkisar 2 hingga 2,5 sentimeter.

Dikutip dari laman A-Z Animals, tawon ndas mempunyai pola makan yang fleksibel dan mengonsumsi getah pohon, nektar, buah-buahan, dan larva.

Baca juga: Bukan Hanya Manusia, Ini 5 Hewan yang Berhasil Pergi ke Luar Angkasa


Mereka biasanya membangun sarangnya dengan lokasi yang berada di atas tanah, seperti di pohon, semak, hingga bangunan.

Tawon vespa dikenal dengan reputasi sebagai salah satu tawon paling berbahaya. Namun, mereka menjadi agresif ketika diprovokasi.

Yang perlu diwaspadai adalah, saat sengatan pertama tawon vespa akan mengeluarkan feromon atau senyawa yang dapat memicu tawon lain ikut menyerang.

Serangan koloni inilah yang perlu diwaspadai karena bisa sangat berbahaya dan cukup mematikan.

Baca juga: Dijuluki Fosil Hidup, Berikut 8 Hewan Purba yang Masih Ada sampai Sekarang

Seberapa berbahaya tawon ndas?

Ilustrasi tawon ndas atau tawon vespa.iStockphoto/Jiri Anderle Ilustrasi tawon ndas atau tawon vespa.

Dilansir dari laman Kompas.com (4/7/2019), biasanya, korban sengatan tawon ndas atau tawon vespa tak sampai meninggal, tapi mengalami alergi dengan gejala bengkak.

Tapi jika tak ditangani selama 1x24 jam atau disengat dalam jumlah banyak, hiperalergi berlanjut menjadi reaksi alergi berat yang menimbulkan risiko sistemik atau merusak organ.

Tawon ndas mempunyai racun sengat sehingga orang yang menerima sengatan cukup banyak dapat mengalami risiko kematian. Terutama orang yang sensitif atau alergi dengan racun sengat.

Baca juga: 7 Hewan yang Kerap Memakan Anaknya Sendiri, Termasuk Ayam dan Kucing

Jika tak ditangani dengan tepat, sengatan dapat merusak organ tubuh dengan menyebabkan kondisi seperti edema paru akut dan gagal ginjal dalam hitungan hari.

Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Healthline, sengatan tawon vespa yang berulang kali dapat menyebabkan lebih banyak gejala dan mungkin mengancam nyawa.

Salah satu kasus di Sri Lanka, lebah Vespa affinis dapat mengerumuni manusia, dan sengatannya dapat menyebabkan serangan jantung, kegagalan organ, atau kondisi kesehatan lainnya.

Baca juga: 8 Hewan yang Mampu Bertahan Hidup di Lingkungan Ekstrem

Vespa affinis adalah tawon yang tersebar luas di Sri Lanka dan bertanggung jawab atas jumlah kematian tertinggi akibat sengatan spesies Hymenoptera.

Dalam laporan studi di Journal of Medical Case Reports, dua pasien Sinhala yang berusia 48 tahun dan 46 tahun mendapat serangan lebah secara besar-besaran.

Keduanya meninggal akibat serangan tersebut masing-masing 32 jam dan 9 jam setelah kejadian.

Pada pemeriksaan postmortem, kedua pasien mengalami efusi pleura, edema paru akut, dan sel darah merah dalam urine mereka.

Baca juga: Kucing Dikenal sebagai Hewan Krepuskular, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com