Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing Dikenal sebagai Hewan Krepuskular, Apa Itu?

Kompas.com - 16/12/2023, 21:00 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Hewan krepuskular adalah hewan yang paling aktif saat senja dan fajar, yakni periode cahaya redup di mana matahari berada di bawah cakrawala, dan belum terbit atau terbenam.

Menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), istilah krepuskular menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan, menyerupai, atau terjadi pada waktu senja dan fajar.

Kata crepuscular berasal dari bahasa Latin creper, yang berarti “gelap”. Hewan yang digambarkan sebagai krepuskular artinya mereka aktif saat senja dan fajar.

Baca juga: Benarkah Kucing Belang Tiga Pasti Betina dan Kucing ‘Oren Selalu Jantan?

Kondisi tersebut berbeda dengan perilaku diurnal dan nokturnal, di mana hewan aktif masing-masing pada siang hari atau pada malam hari.

Meski demikian, beberapa hewan krepuskular juga ada yang aktif pada malam hari yang diterangi cahaya bulan atau pada hari-hari yang mendung.

Hewan krepuskular memiliki adaptasi tersendiri yang membuat mereka lebih mampu bertahan hidup dan berkembang di masa senja dan fajar.

Baca juga: Mengenal Nyctinasty, Kondisi di Mana Tanaman Menjadi Layu Saat Malam Hari


Jenis perilaku krepuskular

Dikutip dari laman Animal Wised, tidak semua hewan krepuskular itu sama. Terdapat beberapa variasi perilaku hewan krepuskular, yang terbagi menjadi dua kategori berikut:

  • Matutinal: mengacu pada hewan yang paling aktif pada waktu menjelang fajar, yaitu pada pagi hari.
  • Vespertine: hewan-hewan ini adalah hewan yang paling aktif saat senja, yaitu sebelum malam tiba.

Baca juga: Mengenal Macam-macam Jaringan pada Hewan dan Fungsinya

Kucing rumahan sering aktif di malam hari, dan dianggap sebagai hewan nokturnal, padahal hal ini tidak benar.

Mereka termasuk hewan krepuskular, dan salah satu adaptasi paling signifikan yang dimiliki kucing adalah matanya.

Kucing memiliki selaput di bagian belakang matanya yang disebut tapetum lucidum. Hal ini memungkinkan sedikit cahaya yang ada di lingkungan untuk dipantulkan kembali ke retina mereka, sehingga memberi mereka penglihatan yang lebih baik dalam cahaya rendah.

Sehingga, tidak aneh jika Anda melihat kucing peliharaan masih terjaga saat senja hingga malam hari, berlarian mengejar sesuatu, dan lebih banyak beristirahat di siang hari.

Baca juga: Bukan Cinta Kebersihan, Ini Alasan Kucing Mengubur Kotorannya

Contoh hewan-hewan krepuskular

Ilustrasi singa, salah satu hewan krepuskular.iStockphoto/forgiss Ilustrasi singa, salah satu hewan krepuskular.

Dapat dikatakan bahwa hewan krepuskular memiliki ritme sirkadian. Aktivitas mereka sering kali sangat mirip setiap harinya, meskipun tetap bergantung pada kebutuhan mereka.

Dikutip dari laman Animalia, ada banyak spesies hewan yang termasuk krepuskular, berikut beberapa di antaranya:

  • Kapibara (Hydrochoerus hydrochaeris)
  • Sigung belang (Mephitis mephitis)
  • European otter (Lutra lutra)
  • European rabbit (Oryctolagus cuniculus)
  • Elang Peregrine (Falco peregrinus)
  • Singa (Panthera leo)
  • Panda (Ailuropoda melanoleuca)
  • Berunag Cokelat (Ursus arctos)
  • Platipus (Ornithorhynchus anatinus)
  • Penyu common snapping (Chelydra serpentina).

Baca juga: Sempat Dikira Punah, Hewan Purba Ini Kembali Ditemukan di Papua

Banyak hewan krepuskular menggunakan waktu senja dan fajar untuk mencari makan hingga perkawinan untuk menjamin kelangsungan hidup spesies mereka.

Waktu senja dan fajar dianggap aman untuk proses perkawinan, karena cenderung aman dari gangguan hewan-hewan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com