Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Muhaimin dan Mahfud MD Kompak Soroti Kegagalan Food Estate...

Kompas.com - 21/01/2024, 21:17 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program food estate menjadi sorotan dalam debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) keempat untuk Pilpres 2024 pada Minggu (21/1/2024) di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta.

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar langsung melontarkan kritiknya terhadap program food estate di awal debat malam ini.

Menurutnya, program food estate yang dijalankan pemerintah justru mengabaikan petani Indonesia.

"Kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui food estate terbukti mengabaikan petani kita," ujar Muhaimin.

 Baca juga: Gibran Sebut Akan Ada 5 Juta Lapangan Kerja Green Jobs, Apa Itu?

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, program food estate  meninggalkan masyarakat adat, menghasilkan konflik agraria, dan bahkan merusak lingkungan Indonesia.

Senada dengan pernyataan Muhaimin, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD juga menyebut food estate sebagai program yang gagal.

Pasalnya, program itu terbukti gagal dan merusak lingkungan.

"Kami punya program petani bangga bertani, di laut jaya nelayan sejahtera. Jangan, misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang benar aja, rugi dong kita," kata Mahfud MD.

Baca juga: Alasan Maruarar Sirait Dukung Prabowo-Gibran


Tentang food estate

Food estate atau lumbung pangan merupakan program pemerintah yang digagas untuk mengantisipasi krisis pangan di Indonesia.

Program ini diintikan pada sektor pertanian, perkebunan, termasuk peternakan. Adapun komoditas yang ditanam antaranya cabai, padi, singkong, jagung, kacang tanah, dan kentang.

Diberitakan Kompas.com (19/8/2023), program food estate menjadi salah satu ide Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.

Program tersebut dilaksanakan di sejumlah wilayah, termasuk Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua.

Sementara pihak yang melaksanakan program itu adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian PUPR.

Baca juga: Beda Cara Anies, Prabowo, dan Ganjar Berantas Korupsi jika Terpilih Jadi Presiden 2024

Jokowi menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai pemimpin proyek lumbung pangan untuk kawasan di Kalimantan Tengah.

Di provinsi tersebut, lumbung pangan dilaksanakan di area sawah eksisting sekitar 30.000 hektar sejak pertengahan 2020. Area itu tersebar di Kabupaten Pulang Pisau seluas 10.000 hektar dan Kabupaten Kapuas 20.000 hektar.

Pada 2021, area lumbung pangan di Kalimantan Tengah diperluas menjadi 44.135 hektar.

Di luar Kalimantan Tengah, food estate dibangun di Kalimantan Barat seluas 120.000 ha, Kalimantan Timur 10.000 ha, dan Maluku 190.000 ha.

Masing-masing lumbung pangan akan dikembangkan dengan komoditas berbeda. Misalnya, Gresik, Jawa Timur fokus untuk mengembangkan komoditas mangga, jagung, kacang tanah, kacang hijau, jeruk nipis, jagung, serta peternakan sapi dan domba.

Baca juga: Cak Imin Sebut Food Estate Gagal, Ini Kata Kementerian Pertanian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com