Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengolok-olok Huru-hara Kalender

Kompas.com - 20/01/2024, 18:43 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SETELAH lama berkemelut polemik, pada Februari 1752, Perdana Menteri Inggris, Lord Chesterfield memaklumatkan dekrit bahwa penanggalan Britania Raya dan para koloninya beralih ke sistem kalender Gregorian.

Keputusan PM Inggris tersebut memicu amarah terutama para anggota parlemen yang konservatif. Mereka protes dengan slogan “kembalikan 11 hari kami!”

Saya juga bingung mengenai apa sebenarnya yang terjadi, namun kira-kira begitulah kata para sejarawan dan pakar kalender bahwa memang ada 11 hari yang “hilang” akibat pengalihan kalender Julian ke Gregorian tatkala Inggris yang sebenarnya mayoritas Protestan akhirnya memilih sistem kalender Gregorian gagasan Sri Paus Gregori XIII yang Katolik.

Skandal huru-hara kalender cukup banyak diberitakan lalu dicatat dalam sejarah oleh berbagai pihak dengan versi masing-masing yang kontradiktif satu dengan lainnya. Namun sebenarnya kenyataan beda dari sejarah.

Mayoritas penulis sejarah bertumpu pada kartun yang dibuat oleh kartunis tersohor Inggris, William Hogarth pada 1755 dengan judul “An Election Entertainment” mengolok-olok huru-hara kalender.

Jika kronologi peristiwa lebih cermat diperhatikan, maka muncul fakta bahwa Hogart menggarap kartun legendarisnya tersebut baru pada 1755, berarti tiga tahun setelah huru-hara kalender 1752.

Judul “An Election Entertainment” juga lebih bertumpu pada istilah “election” ketimbang “calendar”.

Kartun Hogarth mengolok-olok huru-hara mubazir yang terjadi di antara para anggota parlemen yang terbelah dua pada masa pemilu di Oxfordshire akibat sentimen anti-Katolik versus anti-Protestan.

Menurut imajinasi humoristik Hogarth, kekerasan ragawi terjadi di antara kedua kubu. Demi dramatisasi kenyataan, Hogarh kreatif menampilkan seorang anggota parlemen yang terluka kepalanya sambil menginjak bendera bertulisan “Give Us Our Eleven Days”.

Sebagai sesama kartunis, saya pribadi menghormati alasan Hogarth membuat kartun legendaris tersebut.

Ada suasana komedi Shakespearean Much Ado About Nothing di dalam tafsir karikatural Hogarth terhadap apa yang disebut sebagai huru-hara kalender.

Namun sejarawan yang bukan kartunis memilih sikap tidak menyia-nyiakan peluang untuk menganggap apa yang ditampilkan pada kartun Hogarth sebagai kartun yang mengolok-olok sepak-terjang para anggota parlemen yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataan.

Segenap rekayasa itu memang dibutuhkan demi lebih sesuai dengan sejarah yang mereka paksakan untuk dicatat sebagai peristiwa “huru-hara kalender” yang memang unik karena memang hanya sekali terjadi sepanjang sejarah peradaban umat manusia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com