Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronot Ceritakan Beberapa Bau yang Terendus di Luar Angkasa, Aroma Apa Saja?

Kompas.com - 11/01/2024, 15:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para astronot telah mendeskripsikan beberapa aroma yang tidak biasa yang berasal dari luar angkasa.

Hal tersebut tidak mengejutkan mengingat kandungan kimia di sana jauh berbeda dengan yang ada di Bumi.

Padahal sebenarnya, luar angkasa adalah ruang hampa udara, yang secara teknis harusnya seseorang tidak dapat mencium bau apa pun di sana. 

Adapun saat berada di luar angkasa, para astronot melindungi diri mereka di dalam pesawat ruang angkasa, pakaian luar angkasa, dan stasiun luar angkasa.

“Karena paparan langsung tentu saja akan membunuh mereka,” kata ahli astrofisika di Universitas Bar-Ilan di Israel, Ofek Birnholtz, dikutip dari Live Science (4/12/2023).

Namun demikian, ruang angkasa bukanlah ruang hampa sepenuhnya. Planet-planet penuh dengan berbagai macam molekul, beberapa di antaranya memiliki bau yang menyengat seperti beberapa bau di Bumi.

Lantas, seperti apa bau luar angkasa dan apa sumber kosmik dari bau tersebut?

Baca juga: Komet Tiga Kali Ukuran Everest Dikabarkan Meledak dan Mengarah ke Bumi, Apa Dampaknya?


Apa yang dicium astronot?

Dilansir dari Space, Selasa (9/1/2024), selama pendaratan Apollo di bulan, para astronot sering mengomentari bau seperti mesiu setelah mereka naik kembali ke ruang udara, memasuki batas pendaratan bulan dan melepas helm.

Demikian pula, setelah berjalan di luar angkasa, para astronot yang kembali ke Stasiun Luar Angkasa Internasional melaporkan bau mesiu, ozon, dan steak yang terbakar.

Berdasarkan temuannya tersebut, para ilmuwan memiliki dua teori bagus. Salah satunya adalah ketika astronot sedang berjalan di luar angkasa, satu atom oksigen dapat menempel pada pakaian antariksa mereka.

Kemudian, ketika mereka masuk kembali ke dalam ruang kedap udara dan melakukan tekanan ulang, molekul oksigen, O2, atau dua atom oksigen membanjiri airlock dan bergabung dengan atom oksigen tunggal membentuk ozon atau O3.

Hal inilah yang akan menjelaskan bau asam dan logam.

Lalu bagaimana dengan bau lainnya?

Mungkin ada hal lain yang sedang terjadi. Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang ditemukan dalam makanan hangus seperti roti bakar dan daging panggang, juga sering ditemukan di luar angkasa.

Faktanya, sebagian besar karbon antarbintang tersimpan dalam PAH. Mereka juga banyak terdapat di tata surya, sehingga dapat dengan mudah diambil oleh astronot dan dibawa ke dalam stasiun luar angkasa atau kapsul luar angkasa.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com