Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Kinerja Kemenhan di Bawah Prabowo, Ganjar Beri Nilai 5, Anies 11 dari 100

Kompas.com - 08/01/2024, 08:45 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menanyakan penilaian kinerja capres Kementerian Pertahanan RI  di bawah Prabowo Subianto kepada capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

Lontaran pertanyaan Anies itu diberikan ke Ganjar dalam debat capres pada Minggu (7/1/2024).

“Bapak waktu itu pernah memberikan penilaian atas kinerja penegakan hukum di Indonesia Bapak beri skor lima atas kinerja hukum di Indonesia. Pertanyaannya sekarang terkait dengan pertahanan berapa skor yang Bapak berikan?" tanya Anies kepada Ganjar.

Kemudian, Ganjar menjawab pertanyaan Anies dengan memberikan skor terkait kinerja Kementerian Pertahanan.

“(Skor) lima juga! Saya punya datanya dan kemudian akan saya sampaikan maka di meja saya sudah saya siapkan data satu persatu,” jawab Ganjar.

Baca juga: Ini Jawaban Prabowo dan Anies soal Tidak Bersalaman Usai Debat


Baca juga: Disebut Prabowo dalam Debat Ketiga Capres-Cawapres, Apa Arti Ing Ngarso Sung Tulada?

Ganjar beri nilai 5, Anies nilai 11 dari 100 ke Kemenhan

Ganjar memberikan alasan mengapa memberikan skor 5 untuk aspek kinerja Kementerian Pertahanan.

“Kita ingin membangun sistem pertahanan kita. Maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta-ganti kita mesti ajeg, musti konsisten. Kedua, kita mesti mendengarkan betul-betul dari seluruh matra seluruh proses perencanaannya harus bottom up,” jawabnya.

Setelah mendengar jawaban dari Ganjar tersebut, Anies ganti memberikan penilaian terhadap kinerja Kementerian Pertahanan.

“Menurut saya skornya justru di bawah lima Mas Ganjar itu, kalau lima itu ketinggian, Mas Ganjar, 11 mas dari 100” jawab Anies.

“TNI, tentara kita, polisi kita, semua bekerja luar biasa di lapangan karena mereka mengerjakan hal-hal yang sulit hal-hal yang berat. Tapi sesi kebijakan menurut saya lebih parah karena di era Pak SBY kenaikan gaji terjadi 9 kali, selama era ini hanya naik gaji 3 kali. Tapi di sisi lain kesejahteraannya tidak dipikirkan dengan serius, tunjangan kinerja (tukin) hanya 80 persen,” lanjut Anies.

Standar MEF

Dalam mengukur keberhasilan di sektor pertahanan dan keamanan, Indonesia menggunakan Minimum Essential Force (MEF) yang merupakan standar kekuatan pokok minimum TNI.

Standar ini menjadi salah satu program pembangunan di sektor pertahanan Indonesia yang menggunakan empat variabel, yaitu:

  • Alat utama sistem persenjataan (alutsista)
  • Pemeliharaan dan perawatan alutsista
  • Sarana dan prasarana pertahanan
  • Profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.

Dikutip dari Kompas.com (10/3/2023) MEF TNI dari tiga matra baru menyentuh angka 65,06 persen pada awal 2023.

Rinciannya, TNI AD 77,38 persen, TNI AL 66,29 persen, dan TNI AU 51,51 persen. Data dihimpun berdasarkan pemaparan saat Rapat Pimpinan TNI 2023.

Diketahui, MEF merupakan standar kekuatan pokok dan minimal TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama terlaksananya efektivitas tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual.

Sebelum digantikan Agus Subiyanto, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat itu berharap capaian minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimal tetap 100 persen pada 2024 nanti

Baca juga: Gaya Kampanye Prabowo, Anies, dan Ganjar Disorot Media Asing, Apa Kata Mereka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com