Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintar Sembunyikan Perasaan, AI Kini Bisa Ungkap Rasa Sakit yang Diderita Kucing

Kompas.com - 14/12/2023, 10:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kucing rumahan adalah spesies yang cenderung tertutup dan ahli dalam menutupi perasaan maupun niat terselubung.

Sikap ini kerap menyulitkan pemilik kucing dan dokter hewan untuk membaca tanda-tanda rasa sakit pada ekspresi wajah dan perilakunya.

Namun, sebuah program kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) terbaru dengan akurasi hingga 77 persen mungkin dapat membantu mengintip di balik topeng datar si kucing.

Penelitian terkait alat terbaru ini dipimpin oleh Marcelo Feighelstein dari Universitas Haifa Israel, serta Lea Henze dari Universitas Kedokteran Hewan Hannover di Jerman.

Sementara itu, Anna Zamansky, seorang ilmuwan komputer di Universitas Haifa, serta Holger Volk dari Universitas Kedokteran Hewan Hannover, merupakan rekan penulis senior dalam penelitian ini.

Baca juga: Memelihara Kucing Meningkatkan Risiko Skizofrenia? Studi Ungkap Hubungannya


AI baca rasa sakit dari ekspresi kucing

Dilansir dari Scientific American, Jumat (8/12/2023), penelitian menilai apakah kucing yang dirawat merupakan kucing sehat atau mengalami rasa sakit berdasarkan ekspresi wajahnya.

Zamansky mengatakan, para peneliti berencana mengembangkan aplikasi seluler yang memungkinkan dokter hewan dan pemilik kucing mengambil foto untuk mendeteksi rasa sakit secara otomatis.

Meski pengembang AI lain telah mencoba mengungkap rahasia emosi kucing, menurut Zamansky, penelitian ini merupakan pertama kalinya yang terbit dan ditinjau oleh rekan sejawat.

Saat ini, dokter hewan mengukur rasa nyeri kucing menggunakan tes kompleks, seperti Glasgow Composite Measure Pain Scale, yang memerlukan pemeriksaan ekspresi wajah dan perilaku hewan.

Kendati tervalidasi secara ilmiah, metode tersebut bergantung pada penilaian subyektif dokter hewan dan sangat memakan waktu.

"Kami yakin mesin ini akan bekerja lebih baik. Mesin ini dapat melihat lebih dari sekadar mata telanjang manusia karena sensitif terhadap detail halus informasi visual," kata Zamansky.

Untuk mengembangkan alat model terbaru ini, peneliti memeriksa 84 foto kucing dari berbagai ras dan usia dengan riwayat kesehatan berbeda-beda.

Foto kucing diambil dari rumah sakit hewan Universitas Kedokteran Hewan Hannover di Jerman sebagai bagian dari perawatan standar.

Kucing-kucing dalam gambar telah dinilai berdasarkan skala Glasgow dengan tingkat rasa sakit yang diharapkan dari kondisi klinis mereka, misalnya patah tulang atau masalah saluran kemih.

Pengukuran ini digunakan untuk melatih model AI terbaru buatan tim dan mengevaluasi kinerjanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com