KOMPAS.com - Letusan Gunung Marapi yang berlokasi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat mendapat sorotan media internasional.
Gunung api setinggi 2.891 itu meletus secara tiba-tiba tanpa diikuti oleh aktivitas vulkanik pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.
Sebanyak 75 orang pendaki terjebak dalam pendakian. Namun, 28 orang di antaranya berhasil dievakuasi oleh tim gabungan.
Tim gabungan juga mengevakuasi 11 pendaki dalam kondisi meninggal dunia.
Hingga Senin pagi, Gunung Marapi tercatat mengalami letusan 8 kali dan embusan 43 kali dengan amplitudo maksimal mencapai 14,2 mm dan berdurasi selama 56 detik.
Baca juga: Update Letusan Gunung Marapi di Sumbar: Status Waspada, Warga Dilarang Mendekati Puncak
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Gunung Marapi dan Gunung Merapi
Berikut media Internasional yang memberitakan letusan Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023):
Lembaga penyiaran publik di Jepang, NHK World Japan memberitakan kabar letusan Gunung Marapi pada 3 Desember 2023 melalui artikel berbahasa Jepang "Massive Eruption at Indonesian Volcano No Tsunami Impact on Japan, Japan Meteorological Agency".
Dalam artikel tersebut, letusan Gunung Marapi ikut menjadi perhatian Badan Meteorologi Jepang untuk menyelidiki apakah letusan itu berdampak pada gelombang tsunami di Jepang.
Hasil penyelidikan menunjukkan, letusan Gunung Marapi tidak berdampak tsunami di Jepang. Tidak ada perubahan signifikan terhadap pasang surut air laut yang teramat di stasiun pasang surut di Jepang.
Selanjutnya, Badan Meteorologi Jepang mengumumkan ke publik pada Senin (4/12/2023) pukul 3 pagi waktu setempat.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, letusan Gunung Marapi yang menghasilkan asap vulkanik dengan ketinggian sekitar 15.000 meter dapat memicu tekanan air laut sehingga menimbulkan tsunami.
AP News mengunggah artikel "Indonesia’s Marapi volcano erupts for the second day as 12 climbers remain missing" pada Senin (4/12/2023).
Disebutkan bahwa sebanyak 11 pendaki meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi. Tim gabungan juga masih berupaya untuk mengevakuasi pendakian lainnya.
Total, ada 75 pendaki yang terjebak di gunung setinggi 2.900 meter itu.