KOMPAS.com - Pemahaman ilmiah tentang virus muncul pada tahun 1890-an, melalui karya ahli mikrobiologi Rusia, Dmitry I. Ivanovsky, pada 1892.
Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, Ivanovsky saat itu sedang mempelajari penyakit mosaik pada tanaman tembakau, dengan metodenya masing-masing.
Meski umum diketahui bahwa penemuan virus pertama kali dimulai pada 1883 oleh Adolf Meyer, saat mendeteksi penyakit yang menyebabkan bintik kuning pada daun tembakau.
Sebelum diketahui akibat virus, penyakit mosaik pada tembakau tersebut diyakini disebabkan oleh bakteri. Saat itu, Meyer belum bisa mengidentifikasi patogen penyebab penyakit tersebut.
Baru pada 1892, Ivanovsky menemukan bahwa penyebab penyakit tersebut adalah patogen yang sangat kecil dan penghasil toksin atau racun yang kemudian dikenal sebagai virus.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Fungsi Sel Darah Merah dan Darah Putih
Virus adalah organisme mikroskopis yang dapat menginfeksi inang, seperti manusia, tumbuhan, atau hewan.
Menurut National Human Genome Research Institute NIH, virus adalah mikroba menular yang terdiri dari segmen asam nukleat (DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein.
Virus tidak bisa bereplikasi sendiri, sehingga ia harus menginfeksi sel dan menggunakan komponen sel inang untuk membuat salinan dirinya sendiri.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan DNA? Berikut Pengertian dan Fungsinya
Sering kali, virus akhirnya membunuh sel inang, menyebabkan kerusakan pada organisme inang. Misalnya virus AIDS, COVID-19, campak, dan cacar pada manusia.
Bukan hanya manusia, virus juga menginfeksi banyak organisme. Bahkan mereka bisa menginfeksi jamur hingga bakteri
Diketahui, virus yang menginfeksi manusia hanyalah sebagian kecil dari virus yang ada di dunia. Jumlah virus yang paling banyak adalah virus yang menginfeksi bakteri.
Baca juga: Mengenal Protozoa, Berikut Pengertian, Ciri-ciri, dan Klasifikasinya
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, virus mempunyai beberapa ciri-ciri umum, yakni:
Baca juga: Mengenal Asam Ribonukleat atau RNA, Berikut Pengertian, Jenis, dan Fungsinya
Dilansir dari laman Pusat Nasional Informasi Bioteknologi NIH, virus berukuran sangat kecil, dengan ukuran diameter berkisar antara 20 hingga 400 nanometer.
Bentuknya bervariasi, ada yang berbentuk batang, berbentuk bulat, hingga berbentuk aneh dengan “kepala” yang memiliki banyak sisi dan “ekor” berbentuk silinder.