Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menyelisik Politik Dinasti Napoleon

Kompas.com - 24/11/2023, 16:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH sukses cukup gemilang dengan film beranggaran relatif rendah “The Martian”, sang tokoh mahasineas legendaris Ridley Scott sempat menjanjikan sekuel Gladiator dengan Gladiator II yang direncanakan akan dirilis pada November 2024.

Namun ternyata pada 22 November 2023, Ridley Scott telah mendahului Gladiator II dengan rilis global film tentang Napoleon Bonaparte.

Pada hakikatnya tokoh Napoleon Bonaparte jauh lebih sulit difilmkan ketimbang film murni fiksi ilmiah seperti Alien, Blade Runner atau The Martian.

Kisah hidup Napoleon Bonaparte sudah terlanjur masif diajarkan di bangku sekolah seluruh dunia termasuk Indonesia sehingga wawasan pengetahuan publik tentang Napoleon Bonaparte sudah terlanjur terbentuk.

Sejarah sinematografi mencatat Napoleon Bonaparte sebagai tokoh paling sering (lebih dari 180 kali!) difilmkan mulai dari Waterloo dibintangi Rod Steiger sampai dengan Desiree dibintangi Marlon Brando, tentu saja dengan versi serta sisi pandang saling beda satu dengan lainnya.

Terlepas dari aneka ragam versi, seluruh dunia sudah kenal Napoleon Bonaparte sebagai kaisar pertama kekaisaran Perancis justru setelah Revolusi Perancis berhasil menggulingkan kerajaan Perancis.

Napoleon Bonaparte memulihkan monarki di Perancis dengan menolak Sri Paus menobatkan sang warga jelata kelahiran Korsika menjadi bukan sekadar Raja, bahkan Kaisar Perancis dengan meletakkan mahkota kekaisaran pada diri sendiri.

Adegan Napoleon Bonaparte menobatkan diri sebagai kaisar Perancis diabadikan bukan dengan fotografi, namun dengan mahalukisan monumental mahakarya neo-klasik Jacques-Louis David yang juga tersohor melukis adegan “Napoleon Naik Kuda Melintas Alpina” serta “Kematian Sokrates”.

Mungkin tidak terlalu banyak yang sadar bahwa secara geopolitis Napoleon Bonaparte memiliki jaringan nepotisme demi menguasai Perancis dan merambah sampai ke segenap Eropa, kecuali Inggris dan Rusia, yang memang tidak pernah berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte.

Istri pertama Napoleon Bonaparte, Josephine dinobatkan oleh suaminya sebagai Maharani Perancis pertama.

Anak tiri Napoleon Bonaparte dari Josephine, Eugene de Beauharnais diangkat menjadi Raja Muda Italia. Saudara Napoleon, Joseph Bonaparte dinobatkan sebagai Raja Spanyol.

Saudara perempuan Napoleon, Elisa Bonaparte sebagai Contessa di Campiagno.

Politik dinasti Bonaparte akhirnya berakhir tragis pada keponakan Napoleon bernama Louis Napoleon Bonaparte yang sempat memulihkan kekaisaran Perancis sebagai Napoleon III, namun digulingkan dari singgasana kekaisaran Perancis kemudian mengungsikan diri ke Inggris akibat kalah perang melawan Prusia pada 1870.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com