Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tak Terhingga Alam Semesta

Kompas.com - 10/11/2023, 22:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SERIAL mitologi Marvel Studios berjudul “Guardians of The Galaxy” menampilkan para superhero sakti-mandraguna yang maju tak gentar mengawal galaksi terhadap berbagai ancaman angkara-murka prahara, namun tanpa eksplisit maupun implisit menjelaskan galaksi mana yang dikawal.

Padahal jumlah galaksi di alam semesta bersifat infinitas alias tak terhingga. Satu di antara sekian banyak galaksi adalah Bima Sakti atau Milky Way di mana planet bumi berada.

Berdasar pengukuran yang dilakukan oleh astronom Amerika Serikat, Harlow Shapley pada 1917 dengan asumsi gugus semesta membentuk garis tengah galaksi Bima Sakti, maka dapat disimpulkan bahwa diameter galaksi Bima Sakti adalah sekitar 100.000 tahun cahaya di mana kecepatan cahaya per detik yang disimbolkan sebagai c dengan kesepakatan nilai konstan 299.792.458 meter per detik.

Silakan bayangkan besaran jarak tersebut jika dihitung dengan nilai hitungan tahun berdasar kalender Masehi.

Kalau saya tidak salah hitung adalah 1 tahun = 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik, sementara garis lingkar katulistiwa planet bumi adalah 12.742 kilometer.

Berarti jika kecepatan cahaya konon 299.792 kilometer per detik, maka kecepatan cahaya dalam hitungan satu detik saja sudah mampu berhasil mengitari sabuk katulistiwa bumi sebanyak lebih dari 23 kali.

Tidaklah mengherankan bahwa tidak kurang dari sang Mahabegawan Fisika, Albert Einstein sendiri berkeyakinan bahwa manusia mustahil mampu menggunguli kecepatan cahaya sebab membutuhkan energi konon luar biasa amat sangat terlalu besar.

Di sisi lain berdasar riset yang sejauh ini telah dilakukan para ilmuwan yang tergabung di NASA, di luar galaksi Bima Sakti diyakini masih ada galaksi-galaksi lain dalam kuantitas tak terhingga.

Sekadar untuk menambah data kemahadahsyatan ketak-terhinggaan alam semesta, perlu disadari bahwa galaksi terdekat adalah Andromeda dengan diameter 50 persen lebih besar ketimbang Bima Sakti di kawasan klaster sekitar 50 galaksi yang menurut perhitungan para astronom, galaksi terjauh terletak sekitar 10 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti.

Berarti cahaya dari galaksi terjauh yang kita lihat hari ini berasal dari masa sebelum planet bumi hadir di galaksi Bima Sakti.

Wajar bahwa segenap data dan informasi kosmologis itu secara paripurna dan sempurna menyadarkan saya atas kearifan ojo dumeh mengenai betapa tidak berartinya diri saya yang sama sekali bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa ini apabila dibandingkan dengan kemahadahsyatan, kemahaluasan, kemahabesaran maupun kemahatak-terhinggaan beserta maha-maha lain-lainnya yang hadir pada apa yang disebut sebagai alam semesta.

Maka silakan cemooh saya terbelakang, dungu, percaya takhayul atau apapun, namun mohon dimaafkan bahwa berdasar fakta ketak-terhinggaan alam semesta saya memang tetap yakin bahwa Yang Maha Kuasa ada.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com