Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Jokowi "Nyolok Moto"

Kompas.com - 03/11/2023, 16:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PAK Jokowi,

Saya pertama kali nyoblos presiden itu gegara njenengan. Sebelumnya selalu golput. Betul kalau dulu orang banyak bilang gagal golput gara-gara Jokowi.

Kenapa? Karena saya merasa njenengan sama dengan saya dan rakyat lainnya. Benar-benar rakyat, tak punya privilege apapun.

Njenengan yang merangkak dari pengusaha kayu lalu menjadi wali kota. Dari sana lalu menjadi gubernur. Dari gubernur, jadilah presiden. Benar-benar dari satu anak tangga ke anak tangga berikutnya.

Saya pernah sekali foto bersama njenengan di ajang penghargaan tertentu. Itu membanggakan.

Saya kisahkan ke anak saya, Nida. Sampai berkali-kali Nida ingin ketemu njenengan. Tiap kali dia lihat njenengan di TV, teriak, “Ayah, ada Jokowi”.

Tentu bocah enam tahun tidak tahu bila jarak presiden dan ayahnya, jauuuuh sekali. Tapi, ia idolakan njenengan. Karena saya kisahkan bagaimana njenengan orang hebat.

Hebat dalam arti bahwa semua rakyat, asal mau upaya keras, bisa sampai posisi puncak. Presiden. Termasuk anak saya, Nida. Tak punya privilege seperti kebanyakan anak rakyat Indonesia.

Meski jauuuh jarak kita, tapi saya tak sungkan pakai "njenengan". Sebab njenengan orang yang saya pilih, saya percayakan untuk memimpin negeri ini. Tentu bersama kepercayaan jutaan pemilih lainnya.

Saya tak hanya pemilih njenengan, tapi dua kali menjadi relawan, 2014 dan 2019. Ya, relawan yang miliki mimpi soal Indonesia lebih maju.

Dan benar, di tangan njenengan sebagian mulai terlihat. Perubahan, meski sulit dan tak sempurna betul, terjadi di mana-mana.

Sehingga saya bayangkan njenengan sebagai teladan kepemimpinan berikutnya. Sekurang-kurangnya harus seperti njenengan. Njenengan menjadi baseline, role model pemimpin negeri yang besar ini.

Jelang akhir jabatan, saya selalu berharap agar kepemimpinan njenengan di akhiri dengan baik. Husnul khotimah. Happy ending. Smooth landing. Itu akan membahagikan, tak hanya bagi njenengan, tapi saya dan tentu jutaan relawan dan pemilih lainnya.

Namun sekarang, gaduh. Bukan husnul tapi seperti akan su'ul khotimah. Jokowi sebagai the legend, mulai nampak pudar. Boleh jadi njenengan tahan cacian, tapi nampak luput karena pujian. Pujian dari masyarakat yang puas sampai 81,9 persen (LSI, Juli 2023).

Tentu orang melihat dan memahami, bagaimana konstitusi itu dikangkangi sedemikian rupa. Para relawan dan pemilih njenengan kecewa. Termasuk saya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com