KOMPAS.com - Aktivitas seperti latihan fisik atau olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh secara umum.
Olahraga juga diketahui dapat meningkatkan kesehatan otak, mengelola berat badan, mengurangi risiko penyakit, hingga memperkuat tulang dan otot.
Melakukan olahraga dan latihan fisik secara teratur adalah salah satu cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan Anda.
Baca juga: Apa Boleh Langsung Mandi Setelah Olahraga? Ini Alasannya
Dilansir dari laman Pusat Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), olahraga atau latihan fisik dapat meningkatkan peluang seseorang untuk hidup lebih lama.
Diperkirakan 110.000 kematian per tahun dapat dicegah jika orang dewasa Amerika Serikat berusia 40 tahun ke atas meningkatkan sedikit aktivitas fisik sedang hingga berat.
Bahkan olahraga atau latihan fisik 10 menit lebih sehari akan membuat perbedaan untuk kualitas hidup.
Rutin berjalan setiap hari, misalnya, dapat membantu menurunkan risiko kematian dini karena berbagai sebab.
Baca juga: 6 Olahraga di Pagi Hari untuk Mengecilkan Perut Buncit dengan Cepat
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, olahraga atau latihan fisik dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental, antara lain:
Baca juga: Manfaat Olahraga Kardio untuk Kesehatan Kulit
Namun, apa yang terjadi jika Anda rutin berolahraga namun tetap memiliki pola makan yang buruk dan tidak sehat?
Misalnya, Anda adalah seseorang yang rutin berlari setiap hari, tetapi juga rutin mengonsumsi makanan cepat saji untuk makan malam.
Atau, di rumah Anda selalu penuh dengan keripik, kue, dan soda, karena menganggap Anda bisa mengimbanginya dengan berolahraga.
Sayangnya, olahraga tidak dapat sepenuhnya membalikkan dampak pola makan yang buruk. Anda mungkin bisa terlihat langsing, namun tetap tidak sehat.
Baca juga: Mengenal Olahraga Kardio dan Manfaatnya bagi Kesehatan
“Skinny fat” adalah istilah tidak resmi yang digunakan di media sosial untuk menggambarkan seseorang yang terlihat langsing namun memiliki persentase lemak tubuh yang tinggi.
Dilansir dari CNN World, orang yang sering berolahraga mungkin memiliki sedikit lemak subkutan (lemak di bawah kulit yang mudah terjepit) tetapi banyak lemak visceral.