Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Vs Menag Yaqut, Berawal dari Singgung Pemimpin Bermulut Manis

Kompas.com - 03/10/2023, 17:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hubungan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dinilai sedang memanas.

Hal itu setelah PKB mengancam akan mendisiplinkan Menag Yaqut terkait pernyataannya yang menyebutkan agar tidak salah memilih pemimpin. 

Dikutip dari website resmi PKB (27/8/2019), Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya dipercaya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PKB Periode 2019-2024.

Pernyataan Yaqut yang membuat PKB bereaksi diucapkan saat menghadiri acara doa bersama umat Buddha "Wahana Nagara Rahaja" di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah pada Jumat (29/9/2023).

Pernyataan soal pemimpin bermulut manis

Dalam acara tersebut, Yaqut mengingatkan para agar tidak salah memilih pemimpin.

Pihaknya mengatakan, memilih pemimpin harus melihat rekam jejaknya, tak boleh hanya berdasarkan wajah tampan dan tutur kata manis.

"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya. Track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," kata Yaqut, dikutip dari tayangan Kompas TV (2/10/2023).

Kendati demikian, Yaqut tak menyebut secara khusus sosok yang dimaksud dalam pernyataannya itu.

Baca juga: PKB Ingin Disiplinkan Menag Gara-gara Ucapannya, Gus Yaqut: Ya Monggo

PKB anggap omongan buzzer

Menanggapi pernyataan Yaqut, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mempertanyakan alasan Yaqut melontarkan pernyataan tersebut.

Sebab menurut Jazilul pernyataan tersebut bernada provokasi dan menganggap Yaqut layaknya seorang buzzer dan pernyataan yang tidak perlu. 

"Buang-buang statement menurut saya, omongan yang enggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang seperti itu," kata Jazil, dikutip dari Tribun News (2/10/2023).

Terkait hal itu, Jazilul meminta agar Menag Yaqut berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.

Apalagi, Presiden Joko Widodo belakangan kerap menyuarakan ajakan untuk berpolitik secara damai dan sejuk.

"Presiden sudah bolak balik bilang jaga persatuan, jangan ada politik pecah belah," ujarnya.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Pemilih PKB Masih Lebih Banyak ke Prabowo meski Cak Imin Cawapres Anies

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com