KOMPAS.com - Sarapan diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan energi atau "bahan bakar" sebelum seseorang mulai beraktivitas.
Merujuk Health Essentials, sarapan juga mendatangkan beberapa manfaat bagi tubuh, salah satunya bisa menurunkan risiko terkena diabetes.
Makan di pagi hari juga mampu mengurangi risiko kabut otak sekaligus meningkatkan kesehatan jantung.
Ahli diet Beth Czerwony menyarankan, sarapan sebaiknya dilakukan dua jam setelah bangun dari tidur.
Bila seseorang melewatkan hal tersebut, ada beberapa dampak yang dapat dirasakan tubuh ketika beraktivitas.
Baca juga: 5 Kebiasaan Sarapan Orang Sukses di Pagi Hari, Apa Saja?
Baca juga: 9 Manfaat Sarapan untuk Kesehatan dan Waktu Terbaiknya
Berikut hal yang terjadi pada tubuh jika melewatkan sarapan:
Tubuh membutuhkan "bahan bakar" untuk memulai metabolisme dan menyediakan energi untuk beraktivitas ketika bangun di pagi hari.
Jika seseorang melewatkan sarapan, kemungkinan tubuhnya tidak memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Merujuk penelitian yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition, tidak sarapan bisa menurunkan aktivitas fisik dan pengeluaran energi sepanjang hari.
"Melewatkan sarapan menurunkan energi karena itu berarti tubuh Anda tidak menerima nutrisi yang diperlukan untuk memicu metabolisme dan menyediakan energi untuk aktivitas fisik dan mental," kata ahli diet Trista Best, dikutip dari Best Life.
"Yang menyebabkan rasa lelah dan tingkat energi yang rendah sepanjang hari," sambungnya.
Baca juga: Manakah yang Lebih Baik, Gosok Gigi Sebelum atau Sesudah Sarapan?
Sulit berkonsentrasi merupakan salah satu dampak yang dirasakan tubuh jika seseorang melewatkan sarapan.
Pasalnya, tidak sarapan bisa memengaruhi fungsi kognitif yang berdampak pada sulit berkonsentrasi dan tetap fokus.
Menurut BioMed Central, penelitian juga menunjukkan bahwa melewatkan sarapan bisa menurunkan efisiensi kerja.