KOMPAS.com - Kafein adalah salah satu stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia.
Tidak hanya di dalam kopi, kafein juga bisa ditemukan di cokelat, minuman bersoda, teh, dan beberapa obat-obatan yang diresepkan.
Dikutip dari Kompas.com (6/9/2022), kafein bekerja dengan cara memblokir efek adenosin, yang dapat membuat tubuh menjadi lelah.
Dengan begitu, mengonsumsi kafein, terutama kopi dan teh, dapat membuat tubuh menjadi lebih segar, tidak mengantuk, dan lebih waspada.
Meski begitu, ketika seseorang mengonsumsi kafein dalam jumlah yang berlebih, maka bisa menyebabkan sakit kepala.
Kendati demikian, seperti yang disebutkan di atas bahwa kafein juga terdapat pada obat-obatan yang tentu saja perannya untuk mengobati rasa sakit.
Lantas, apakah kafein memicu atau justru mengobati sakit kepala?
Baca juga: 6 Cara Sehat untuk Mempermanis Kopi Tanpa Tambahan Gula
Seorang profesor neurologi di Albert Einstein College of Medicine di New York City, Dr. Richard Lipton mengatakan bahwa kafein adalah zat psikoaktif.
Di mana, kafein memiliki sifat merangsang dan vasokonstriksi, yang berarti mempercepat aktivitas otak dan menyebabkan pembuluh darah di kepala menyempit.
Hal itulah yang membantu menjelaskan peran kafein dalam sakit kepala, baik sebagai pemicu maupun pereda.
Baca juga: 5 Efek Samping Minum Kopi Instan Setiap Hari bagi Kesehatan, Apa Saja?
Kemampuan kafein untuk meredakan sakit kepala akibat putus obat atau menghentikan migrain sudah diketahui dengan baik.
Kafein merupakan bahan utama dalam berbagai obat yang dijual bebas dan obat resep, termasuk obat khusus sakit kepala seperti Excedrin.
"Ini bukan pereda nyeri dengan sendirinya, tetapi ketika dikombinasikan dengan pereda nyeri, ini membuatnya lebih efektif," kata Lipton dilansir dari Live Science.
Meskipun sinergi kafein dengan pereda nyeri belum sepenuhnya dipahami, namun hal ini mungkin terkait dengan aktivitas kafein di otak.
Molekul kafein berikatan dengan reseptor adenosin di otak dan sumsum tulang belakang.