KOMPAS.com - Nama putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid belakangan santer dikabarkan menjadi kandidat kuat bakal calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.
Tercatat, ada dua bakal calon presiden (capres) yang disebut memasukkan nama Yenny Wahid sebagai kandidat pendampingnya, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Yenny Wahid pun mengaku siap jika dirinya ditunjuk menjadi bakal cawapres di Pemilu 2024.
Saat ini, ia masih berada dalam tahap komunikasi dan negosiasi dengan partai politik terkait capres-cawapres.
Baca juga: Survei Nama-nama Capres Potensial di 2024, Ganjar Nomor 1
Berikut profil Yenny Wahid:
Baca juga: Yenny Wahid Siap Ditunjuk Jadi Bakal Cawapres, Akui Dekat dengan Anies, Ganjar, dan Prabowo
Namanya semakin meroket kala ia menjadi Sekretaris Jenderal PKB dua tahun kemudian.
Bahkan, ia sempat ditunjuk sebagai staf khusus Presiden ke-5 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di bidang komunikasi politik, dikutip dari Harian Kompas, 27 Februari 2006.
Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Profil Lily Wahid Adik Kandung Gus Dur
Sayangnya, jabatan itu tak berlangsung lama. Sebab, ia mengundurkan diri pada 2007, tak lama setelah ditunjuk menjadi Sekjen PKB.
Yenny beralasan, tak mudah menjabat sebagai Sekjen sekaligus Stafsus Presiden.
Namun, belakangan diketahui bahwa Yenny merasa mendapatkan tugas tanpa kewenangan. Posisinya pun hanya disebut sebagai pajangan.
Baca juga: Profil Presiden Keempat RI: Abdurrahman Wahid
Harian Kompas, 12 Juni 2008 mencatat, Yenny mengaku tidak punya akses langsung ke presiden SBY.
Karenanya, ia kerap tidak yakin bahwa hasil kerjanya sampai dengan utuh di tangan presiden. Akses informasi dari presiden kepadanya juga sangat minim.
Pada 2008, dualisme PKB membuat namanya sempat meredup. Ia juga diberhentikan dari jabatannya sebagai Sekjen PKB pada tahun yang sama.
Sebab, Yenny dianggap melakukan tindakan indisipliner oleh Muhaimain Iskandar.
Baca juga: Menilik Safari Politik Prabowo, dari Megawati hingga Cak Imin
Selanjutnya, Yenny sempat mendirikan sejumlah partai baru, termasuk Partai Kedaulatan Bangsa dan Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru.
Namun, partai-partai itu tak terdengar lagi saat ini.
Di luar kiprahnya di dunia politik, Yenny juga tercatat sebagai Direktur The Wahid Institute, sebuah organisasi yang didirikannya dengan Gus Dur.
Baca juga: Menghormati Pengunduran Diri Yenny Wahid
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.