Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil 10 Orang Terkaya di Indonesia 2023, Siapa Saja?

Kompas.com - 07/07/2023, 16:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Forbes, majalah bisnis asal AS merilis daftar orang terkaya di dunia pada 2023. Daftar ini didapat berdasarkan perhitungan kekayaan bersih dari harga dan nilai tukar saham yang dimiliki dari 10 Maret 2023.

Menurut daftar tersebut, Amerika Serikat memiliki miliarder terbanyak dengan 735 orang. China di urutan kedua dengan 562 miliarder, kemudian India mengikuti dengan 169 miliarder.

Dari daftar orang terkaya di dunia 2023, terdapat 10 miliarder Indonesia yang menempati posisi sebagai orang terkaya di Indonesia

Berikut daftar 10 orang terkaya di Indonesia beserta profil singkatnya.

Baca juga: 7 Orang Terkaya di Dunia Per Juni 2023 Versi Forbes, Siapa Tergeser?


Daftar 10 orang terkaya di Indonesia

Berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes, Jumat (7/7/2023), berikut daftar orang terkaya di Indonesia:

1. Robert Budi Hartono: 26,2 miliar dollar AS (perbankan, tembakau)

Sebagai orang terkaya di Indonesia sekaligus nomor 59 di dunia, Budi Hartono (82) mendapatkan hartanya dari saham PT Bank Central Asia (BCA).

Bersama sang adik Michael Hartono, keduanya menguasai industri tembakau melalui pabrik rokok kretek PT Djarum.

Hartono bersaudara juga memiliki PT Global Digital Niaga yang membawahi e-commerce Blibli dengan pendapatan sebesar 510 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,6 triliun.

2. Michael Hartono: 25,1 miliar dollar AS (perbankan, tembakau)

Menjadi orang terkaya ke-62 di dunia, Michael Hartono (83) bekerja sama dengan adiknya sebagai investor untuk BCA sekaligus menjalankan PT Djarum.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (7/7/2023), Hartono bersaudara menjadi pemegang saham mayoritas BCA sebesar 54,94 persen dengan keuntungan 1.076 triliun per Desember 2022 lalu.

Keduanya juga melebarkan bisnis ke dunia elektronik lewat Polytron dan berinvestasi pada media massa seperti Kumparan, Narasi, Mojok, IDN Times, dan Historia.

3. Low Tuck Kwong: 22,6 miliar dollar AS (sektor tambang)

Low Tuck Kwong (75) yang sering disebut sebagai raja batu bara merupakan pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.

Orang terkaya ke-71 dunia ini juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy, serta memegang hak di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.

Terlepas posisinya di bidang pertambangan, Low Tuck Kwong ternyata juga membiayai operasional kebun binatang dan berdonasi ke Institut Teknologi Bandung (ITB). 

4. Sri Prakash Lohia: 7,2 miliar dollar AS (sektor petrokimia)

Sri Prakash Lohia (70) menghasilkan kekayaan dari produksi petrokimia, pupuk, poliolefin, bahan mentah tekstil, dan sarung tangan medis.

WNI asal India ini pindah ke Indonesia pada 1970 bersama sang ayah. Mereka merintis  Indorama Corporation sebagai pembuat benang pintal.

Orang terkaya nomor 329 di dunia ini kini tinggal di London, Inggris.

5. Prajogo Pangestu: 5,8 miliar dollar AS (sektor petrokimia)

Prajogo Pangestu (79) memulai karier dengan mendirikan perusahaan kayu Barito Pacific Timber pada 1970-an.

Namun, perusahaan ini lalu mengakuisisi perusahaan petrokimia Chandra Asri. Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.

Prajogo Pangestu juga memiliki perusahaan penambangan batu bara Petrindo Jaya Kreasi.

Baca juga: Kembali Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Siapa Hartono Bersaudara?

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com